Sabtu, 20 April 2024

JATIM PENERIMA INVESTASI PMDN TERTINGGI

Diunggah pada : 28 Juni 2011 10:48:26 39
thumb

Jawa Timur menjadi penerima investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tertinggi di Indonesia. Bank Indonesia (BI) Surabaya mencatat, peningkatan realisasi PMDN di Jatim pada triwulan I/2011 naik sebesar Rp 400 miliar menjadi Rp 2,5 triliun dari posisi akhir tahun 2010.
    "PMDN di Jatim pada triwula I/2011 sebesar Rp 2,5 triliun untuk 31 proyek, sedangkan triwulan sebelumnya hanya tercatat Rp 2,1 triliun dengan 28 proyek," kata Pemimpin Bank Indonesia, Mohamad Ishak di Surabaya, Senin (27/6) sore.
    Nilai realisasi investasi di Jawa Timur, menurut perkiraan BI masih akan terus mengalami peningkatan mengingat potensi sektor pertambangan dan pariwisata Jatim yang masih cukup prospektif untuk dikembangkan.
    Ia menambahkan peningkatan ini didukung hadirnya fasilitas Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Jatim yang telah mendapat penghargaan sebagai Penyelenggara Terbaik Pertama PTSP di Indonesia, bersaing dengan 130 PTSP di bidang penanaman modal lainnya.
    Meski penanaman modal dalam negeri mengalami peningkatan, secara umum, realisasi investasi di Jatim mengalami penurunan pada Triwulan I/2011. Tingkat investasi di Jatim mengalami penurunan menjadi 5,03% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy) yang tercatat 7,08%.
    Penurunan ini akibat merosotnya realisasi penanaman modal asing (PMA). BI mencatat realisasi investasi PMA di Jatim pada Triwulan I/2011 tercatat 277 juta dolar AS untuk 15 proyek. Jumlah ini turun dibanding triwulan sebelumnya yang nilainya tercatat 300 juta dolar AS untuk 53 proyek.
    Sebelumnya, Gubernur Jawa Timur dihadapan para pengusaha mengungkapkan investasi di Jawa Timur dinilai jauh lebih menjanjikan dibanding investasi di provinsi atau kawasan lain. Sebab, perekonomian Jatim lebih efisien, sehingga return investasi akan lebih besar dan cepat.
    Soekarwo mengatakan, investasi di Jatim menjanjikan imbal hasil yang lebih menarik karena mempunyai efisiensi lebih tinggi dibanding provinsi atau kawasan lain. Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Jatim hanya 3,2; di bawah rata-rata ICOR nasional sebesar 4,9. ICOR adalah indikator yang menunjukkan besarnya tambahan kapital (investasi) baru yang dibutuhkan untuk menambah satu unit output.
    "Malaysia saja ICOR-nya 3,7, masih lebih tinggi dibanding Jatim. Artinya investasi di Jatim lebih efisien. Ilustrasinya, kalau Anda bangun satu unit pabrik, hanya perlu tambahan modal 3,2 di Jatim. Tapi kalau di Malaysia butuh 3,7; secara nasional butuh 4,9. Apa lagi yang kurang menarik?" kata Soekarwo.
    Apalagi, pasar Jatim juga sangat besar dengan jumlah penduduk lebih dari 37 juta jiwa. Pendapatan per kapita Jatim akan mencapai US$3.500 pada 2013. Tahun ini pendapatan per kapita mencapai US$2.700-2.800. Pertumbuhan ekonomi Jatim yang mencapai 6,9% pada kuartal I/2011 juga lebih tinggi dibanding provinsi-provinsi lain di Pulau Jawa.(win)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait