Kamis, 18 April 2024

KADIN DAN WARGA BROMO RENOVASI GEDUNG SEKOLAH

Diunggah pada : 28 Juni 2011 4:39:45 8
thumb

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Probolinggo bersama warga sekitar lereng Gunung Bromo yang tergambung dalam Kampung Siaga Bencana (KSB) berencana merenovasi bangunan gedung Sekolah Dasar (SD) di Desa Ngadirejo, Kecamatan Sukapura. Atap bangunan sekolah tersebut rusak akibat tidak mampu menahan tebalnya abu vulkanik Gunung Bromo.
    Koordinator Posko Pasukan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Jatim, Ita Listini, Senin (27/6) mengatakan, sejak pertama letusan Gunung Bromo hingga kini, beberapa siswa SD di Kecamatan Ngadirejo belajar memanfaatkan didalam tenda yang disumbangkan Kementerian Sosial. Bangunan sekolah yang semula mereka manfaatkan untuk belajar, sebagian besar atapnya sudah rapuh dan kondisinya sangat mengkhawatirkan.
    Setelah dibentuk paguyuban KSB yang anggotanya adalah warga desa yang masih memiliki sikap peduli, mereka akhirnya berinisiatif membangun kembali gedung tersebut dengan difasilitasi pengurus Kadin dan Bromo Crisis Centre (BCC).
    Dikatakannya, selama ini anggota KSB secara aktif mendapatkan kegiatan pendampingan dari pasukan Tagana kabupaten dan provinsi. Kegiatan pendampingan berkisar tentang materi kebencanaan serta ekonomi mandiri. Dari kegiatan tersebut, akhirnya warga secara gotong royong membangun sejumlah infrastruktur desa yang rusak.
    Di lokasi KSB, sebanyak 10 anggota Tagana secara aktif melakukan pendampingan. Ditempat tersebut mereka membentuk lumbung sosial yang berfungsi menampung aspirasi masyarakat, serta kegiatan koordinasi agar penanganan korban bencana dapat terorganisir.
Dipilihnya Desa Ngadirejo sebagai lokasi KSB karena wilayahnya berada pada kawasan yang terpencil. Dari kantor kecamatan saja berjarak sekitar 12 km dan berada pada kawasan bukit yang cukup terjal.
       Kampung itu memiliki SOP (standar operasional prosedur) dalam penanggulangan bencana. Kegiatan ini diharapkan dapat mewujudkan masyarakat yang siap menghadapi dan menanggulangi bencana. Dengan program KSB, bentuk bantuan bukan lagi dengan model bantuan sosial, tetapi model yang akan dikembangkan adalah pola bantuan perlindungan.
    KSB adalah salah satu model penanggulangan bencana berbasis masyarakat (Community Centre Based Disaster Management) yang dilaksanakan di setiap kampung. Manfaat dari program ini yakni memudahkan pemerintah daerah dalam mengkoordinasikan penanggulangan bencana, serta memaksimalkan potensi yang ada melalui peningkatan kapasitas masyarakat dalam penanggulangan bencana.
     Ketua KSB Desa Ngadirejo, Atmo Triyono mengatakan,  Desa Ngadirejo merupakan desa yang paling parah terkena dampak erupsi Bromo.  Sejak KSB didirikan, desa kini memiliki sejumlah perlengkapan seperti handy talkie, alat transportasi serta lumbung sosial. KSB sendiri dibentuk sejak Januari lalu.
Sebelumnya Kementerian Sosial juga telah memberikan sejumlah bantuan sekitar lereng Gunung Bromo, meliputi 751 ton beras senilai Rp 4 miliar untuk 134 ribu warga korban  erupsi Bromo. Warga tersebut setiap hari mendapat 0,4 kilogram beras  selama sebulan. Juga diberikan jaminan hidup untuk 25 ribu warga dengan nilai total senilai Rp 2,2 miliar. (jal,sti)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait