Jumat, 19 April 2024

ANOMALI IKLIM, NELAYAN DAPAT BANTUAN BERAS

Diunggah pada : 26 Januari 2011 15:47:28 0
thumb

Anomali atau ketidaknormalan iklim yang terjadi di dunia kini terus direspon oleh Pemprov Jatim. Salah satunya adalah dampak yang dirasakan para nelayan pantai selatan Jatim yang mengalami penurunan penangkapan ikan yang cukup drastic, bahkan tak sedikit pula yang tak berani melaut karena cuaca ekstrim. Guna membantu mengurangi beban para nelayan itu, Pemprov kini tengah mengupayakan pemberian bantuan logistik langsung bagi nelayan berupa beras.
Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Jawa Timur, Ir Kardani MM saat ditemui di Gedung Negara Grahadi, Rabu (26/1) mengatakan, bantuan beras akan diberika pada 52.372 orang nelayan yang berada di pesisir pantai selatan Jatim dari Pacitan hingga Banyuwangi. Bantuan beras itu diberikan sebesar 400 gram untuk tiap nelayan perhari selama 14 hari.
Jika dikumulatifkan, per orang nelayan  akan menerima bantuan beras seberat 5,4 kg selama dua minggu. “Jumlahnya bantuan beras yang diberikan memang tak terlalu besar, tapi ini menjadi salah satu upaya untuk membantu nelayan penghasilannya berkurang selama terjadi anomali iklim,” katanya.
Ia menuturkan, bantuan itu diperoleh dari bantuan dana APBN yang disharing dengan dana APBD Jatim 2011. Dana itu sebelumnya memang telah dialokasikan sebagai bentuk tanggap darurat atas terjadinya cuaca ekstrim beberapa saat lalu yang terus berlangsung hingga sekarang.
Untuk pembagian bantuan direncanakan akan dilangsungkan beberapa hari ke depan atau sekitar bulan Februari. Untuk proses penyalurannya dari Pemprov Jatim akan meminta bantuan pada Bupati dan Walikota yang akan bertugas secara langsung membagikan pada nelayan di daerah masing-masing. “Semakin cepat bantuan didistribusikan, maka semakin baik karena bisa segera membantu meringankan beban para nelayan,” tuturnya.
Ia mengatakan, Pemprov Jawa Timur kini juga menetapkan status tanggap darurat untuk nelayan di 12 kabupaten/kota yang tidak bisa melaut akibat cuaca kurang kondusif. Cuaca buruk yang melanda sebagian besar wilayah pesisir Jatim juga berpengaruh pada produksi ikan tangkap. "Untuk produksi ikan tangkap kami tidak akan muluk-muluk menetapkan target," katanya.
Selama periode 2011-2014 Dinas Kelautan dan Perikanan Jatim hanya menargetkan peningkatan produksi tak lebih dari enam persen atau setiap tahun target peningkatannya hanya dua persen. Berbeda dengan produksi ikan budidaya. Pihaknya mematok target 343 persen selama periode tersebut. "Untuk tahun ini saja, kami menargetkan peningkatan produksi ikan budi daya sebesar 12,74 persen," katanya.
Kardani menambahkan bahwa pemerintah daerah dan pemerintah pusat telah berupaya meningkatkan produksi ikan tangkap di Jatim dengan memberikan bantuan 12 unit kapal berbobot 30 gross ton. "Namun karena cuaca buruk, upaya peningkatan produksi ikan tangkap di Jatim masih belum menunjukkan hasil," katanya.
Bantuan 12 unit kapal pencari ikan itu telah didistribusikan kepada para nelayan yang tersebar di tujuh kabupaten/kota wilayah pesisir di Jatim. Selain itu, pemerintah pusat juga telah memberikan bantuan mesin kapal berbahan bakar gas kepada para nelayan di Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Pemerintah pun telah mengirimkan 200 unit tabung gas untuk mesin kapal. (afr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait