Kamis, 18 April 2024

MASYARAKAT HULU DAS BRANTAS ANTUSIAS TERNAK IKAN NILA

Diunggah pada : 22 Desember 2010 15:14:17 15
thumb

Ikan nila diketahui menjadi komoditi penting hasil perikanan budidaya di Jatim yang memiliki nilai ekonomis dan bergizi tinggi. Permintaan dari hasil produksi nila pun tiap tahunnya kian meningkat. Dari hal itu, Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Jatim bekerjasama dengan Universitas Brawijaya Malang meriset potensi pengembangan ikan nila di hulu DAS Brantas dan itu direspon cukup antusias oleh masyarakat.
Kepala Balitbang Jatim, Dr Asyhar saat ditemui di kantornya, Rabu (22/12) mengatakan, riset ini ditujukan untuk menemukan model budidaya ikan nila dengan menggunakan teknologi kolam air deras yang diterapkan di wilayah pengunungan, yakni di hulu DAS Brantas.
Ia menuturkan, respon masyarakat pun cukup antusias atas riset ini. Namun, dengan riset yang dilakukan, maka diharapkan dapat memberikan lebih banyak alternatif model pembudidayaan yang sudah teruji secara empiris untuk dapat ditetapkan di wilayahnya masing-masing dengan hasil produktifitas yang tinggi.
Anggota Tim Peneliti dari LPPM Unibraw, Ir Muhammad Musa MS mengatakan, penelitian dilaksanakan di wilayah Kab Malang dan Kab Pasuruan selama 50 hari kerja mulai Oktober-Desember 2010. Teknik penelitian dilakukan dua cara dengan metode survei dan metode demplot. Untuk survei dilakukan dengan teknik wawancara mendalam pada responden dan metode demplot dengan cara melakukan budidaya kolam air tawar di Desa Sumberpasir, Kec Pakis, Kab Malang.
Ia mengatakan, dari riset ini dapat disimpulkan, jika persepsi masyarakat Kab Malang dan Pasuruan cukup antusias dengan implementasi budidaya ikan nila di kolam air deras, karena potensi wilayah mereka cukup memungkinkan. Dari metode demplot juga dikatahui jika kolam air dears tak hanya potensial untuk ikan nila tapi juga bisa untuk berbagai jenis ikan air tawar bernilai ekonomis lainnya.
Untuk hasil ikan, dengan usia 49 hari, ikan yang dihasilkan bisa mencapai berat rata-rata 202 gram/ekor dari kolam iar deras berdinding beton. Namun untuk kolam berdinding tanah bisa mencapai berat 223 gram/ekor dan 194 gram/ekor untuk kolam berbentuk oval.
Dari hasil riset ini, Musa berharap agar pemerintah dapat membantu permodalan sesuai tingkat teknologi terapan kolam air deras yang akan diimplementasikan. Untuk itu diperlukan keterlibatan stake holder dari perbankan dan koperasi. Selain itu, pendampingan sistem budidaya oleh LSM atau Dinas Perikanan juga diperlukan agar hasil yang dapat dicapai masyarakat dalam membudidayakan nila bisa berhasil. (afr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait