Jumat, 19 April 2024

OVER FISHING, NELAYAN SELAT MADURA DIARAHKAN KE BUDIDAYA IKAN

Diunggah pada : 22 Desember 2010 15:13:27 165
thumb

Fenomena penangkapan ikan dalam jumlah besar (over fishing) di Selat Madura di respon oleh Badan Pnelitian dan Pngembangan (Balitbang) Jatim. Dalam hal ini, Balitbang bekerjasama dengan Universitas Negeri Malang (UNM) melakukan riset pada nelayan di Selat Madura. Riset dititik beratkan pada target pengalihan budaya tangkap ikan menjadi budidaya ikan.
Kepala Balitbang Jatim, Dr Asyhar saat ditemui di kantornya, Rabu (22/12) mengatakan, fenomena over fishing ini merupakan dampak dari kelebihan alat dan armada penangkapan ikan yang beroperasi di Selat Madura, sehingga berdampak pada berkurangnya jumlah ikan dan kian mengecilnya ukuran ikan yang ditangkap.
Denga upaya riset budidaya ikan (sea farming) ini, maka ke depannya nelayan dapat diarahkan agar tak lagi menangkap ikan di Selat Madura, tapi untuk mendapatkan penghasilan baru melalui sea farming. Adapun budidaya yang dapat dikembangkan, antara lain rumput laut, ikan kerapu, ikan kakap putih, kepiting bakau, atau jenis kerang-kerangan.
Ia menuturkan, melalui riset bekerjasama dengan UNM ini maka akan dibuatkan model implementatif paling sesuai untuk mengatasi over fishing. Dengan menggandeng UM ini ditargetkannya dapat memberikan sumbang pemikiran ilmiah untuk mengatasi persoalan potensi perikanan yang ada di Selat Madura.
Selain itu, riset ini juga untuk melindungi ekologi keanekaragaman hayati di selat Maduradan menghasilkan rekomendasi atas kebijakan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir. “Bagi pemerintah, riset ini dapat menjadi landasan penting pengambilan keputusan untuk meredam konflik akibat over fishing,” katanya.
Ia juga berharap, pengalihan mata pencaharian dari penangkap menjadi pembudidaya ikan ini semestinya menjadi pembelajaran bagi masyarakat pesisir pulau-pulau kecil lainnya.
Anggota Tim Peneliti LPPM Universitas Negeri malang, Ir Angky Soedrijanto MMA menuturkan, potensi perikanan di Selat Madura telah banyak berkurang. Dari data tahun 2008, potensi perikanan Selat Madura adalah 214.097 ton. Namun, kenyatannya produksi tangkap yang dihasilkan melebihi potensi yang ada, yakni mencapai 227.427 ton. Dari data itu, maka over fishing terus terjadi dan diyakni hingga kini masih terus terjadi.
Dalam riset ini, pihaknya mengambil sampel wilayah penelitian di tiga kabupaten, yakni Sidoarjo, Pasuruan, dan Bangkalan. Dipilihnya ketiga daerah itu karena dianggap rawan konflik over fishing. Riset dilaksanakan selama 70 hari mulai Oktober-Desember 2010.
Adapun hasil riset dapat disimpulkan, yakni perubahan budaya kerja dari penangkap menjadi pembudidaya harus disertai faktor keamanan dan sosiologis masyarakat saerta pemasaran yang tepat. “Ini menjadi hal paling krusial yang harus diperhatikan dalam menyusun kebijakan implementasi sea farming,” katanya. (afr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait