Kamis, 28 Maret 2024

HOUSE OF SAMPOERNA GELAR PAMERAN BATIK KLASIK

Diunggah pada : 4 Oktober 2010 14:39:48 4
thumb

Untuk menggugah minat penggemar batik, House of Sampoerna (HoS) bekerjasama dengan Komunitas Batik Surabaya (KIBAS), menggelar Pameran Koleksi Batik Klasik Jawa Timur. Pameran ini diselenggarakan hingga 10 Oktober  mendatang, berlokasi di Galeri Seni di House of Sampoerna Surabaya.
“Ini sebagai bentuk konsistensi kami dalam mendukung pelestarian batik sebagai warisan budaya bangsa,” ujar Manager Museum House of Sampoerna, Rani Anggraini di kantornya Surabaya, Senin (4/10).
Menurut Rani, batik klasik merupakan batik yang pernah mencapai masa kejayaan dan mewakili style daerah tertentu. Namun, sekarang sudah tidak berkembang lagi, ini dikarenakan masyarakat lebih mengenal batik klasik yang berasal dari kalangan keraton baik Jogja maupun Solo. Padahal sebenarnya masih banyak ragam batik klasik di luar keraton Jogja dan Solo yang pernah jaya dan memiliki ke-khasan tersendiri.
Pada pameran kali ini ada sekitar 50-an batik klasik Jawa Timur yang dipajang. Dari sekian jumlah batik yang dipamerkan tersebut merupakan koleksi para pecinta batik, pengerajin serta beberapa pejabat yang usianya di antara 30 hingga 70 tahun.
Dominasi batik Jawa Timur itu tampak dengan adanya batik yang berasal dari Tuban, Sidoarjo, Tulungagung hingga Tanjungbumi, Pamekasan dan Sampang.
Motif yang dipamerkan tersebut bermacam macam mulai dari yang memiliki nilai history, seperti halnya motif batik Tulungagung dan konon pada Jaman Majapahit berkembang.
Koordinator pameran batik, Lintu Tulistyantoro menyatakan, perkembangan yang dapat dilihat setelah Jaman Majapahit, adalah batik Tulungagung dipengaruhi juga oleh Kerajaan Mataram, yaitu setelah selesainya perang Diponegoro tahun 1930. 
Batik Jawa Timur tak hanya mengacu pada gambar atau motif saja, namun juga terdapat pada teknik pembuatannya yang klasik, hal tersebut dapat dilihat dari motif yang berada di Tanjungbumi. Dalam proses pewarnaan alami dikenal dengan Gentongan.
Ia berharap, dengan adanya pameran batik bersama KIBAS ini masyarakat khususnya generasi muda, akan semakin mengenal potensi kekayaan dan keanekaragaman batik Jawa Timur,  sehingga lebih bisa memahami dan mengapresiasi mengenai kain asli Indonesia ini.
Dalam kesempatan ini, ia sangat berterimakasih pada pemerintah, yang sejak beberapa tahun terakhir terus berupaya menggalakkan minat pengguna batik. Seperti Pemprov Jatim yang mewajibkan karyawannya memakai busana batik pada hari kerja Kamis dan Jumat.
“Jika semua pihak ikut melestarikan peninggalan nenek moyang ini, saya yakin batik kita, nantinya akan semakin dikenal dan disukai bukan hanya oleh masyarakat dalam negeri, tetapi juga mancanegara,” terangnya. (hjr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait