Kamis, 25 April 2024

NILAI TUKAR NELAYAN JATIM NAIK 0,56 PERSEN

Diunggah pada : 18 Juni 2010 14:58:28 0
thumb

Nilai Tukar Nelayan (NTN) Jawa Timur pada Mei  2010 sebesar 142,74 (2005=100) atau naik 0,56 persen dibanding NTN  sebelumnya.  Kenaikan ini disebabkan indeks harga yang diterima nelayan naik sebesar 0,94 persen, lebih tinggi dibandingkan dengan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan yang 0,38 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Irlan Indrocahyo di kantornya, Jumat (18/6) mengatakan,  tiga komoditas yang mengalami kenaikan harga produsen tertinggi pada indeks harga yang diterima nelayan adalah  ikan selar 15,99 persen, ikan tembang 12,21 persen dan ikan cakalang 4,98 persen. Sedangkan tiga komoditas yang mengalami kenaikan harga konsumen tertinggi pada indeks harga yang dibayar nelayan adalah cabe hijau  28,66 persen, ikan segar 10,19 persen dan minyak tanah 8,20 persen.
Nilai Tukar Nelayan ’year on year’ atau y-on-y Mei 2010 terhadap Mei 2009 naik sebesar 1,99 persen, kenaikan tersebut disebabkan kenaikan indeks harga yang diterima nelayan sebesar 8,18 persen lebih tinggi dibanding dengan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan  6,06 persen.
Tiga komoditas yang mengalami kenaikan harga produsen tertinggi pada indeks harga yang diterima nelayan (y-on-y ) adalah ikan teri, tembang dan udang putih masing-masing naik sebesar 68,44 persen, 43,76 persen dan 25,20 persen. Sedangkan kenaikan harga konsumen tertinggi pada indeks harga yang dibayar nelayan (y-on-y ) terjadi pada komoditas bawang putih naik 443,73 persen, tomat sayur dan cabe merah yang masing-masing naik 197,39 persen dan 144,60 persen.
    Kenaikan NTN Jawa Timur dipicu oleh kenaikan NTN kabupaten Lamongan 7,20 persen. Kemudian dari ke enam kabupatan, Kabupaten Lamongan mengalami kenaikan NTN tertinggi, sedangkan lainnya mengalami perubahan NTN yang bervariasi.
Selain  Lamongan yang NTN naik adalah Kabupaten Trenggalek 0,18 persen, Kabupaten Situbondo 3,34 persen dan Kabupaten Pamekasan 1,99 persen sedangkan Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Tuban masing-masing mengalami penurunan NTN  sebesar 4,36 persen dan 4,82 persen.
Kabupaten Banyuwangi dan Tuban yang mengalami penurunan NTN disebabkan karena kenaikan indeks harga yang diterima nelayan lebih rendah dibandingkan kenaikan indeks harga yang dibayar nelayan. Jika diamati indeks harga yang diterima oleh nelayan di kedua kabupaten tersebut masing-masing mengalami penurunan.
Indeks harga yang diterima oleh nelayan di hampir semua kabupaten mengalami kenaikan kecuali di Kabupaten Banyuwangi dan Tuban. Indeks harga yang diterima nelayan di kedua kabupaten tersebut mengalami penurunan sehingga menyebabkan NTN di kedua kabupaten NTN turun..
Penurunan indeks harga yang diterima nelayan (It) di Kabupaten Banyuwangi karena turunnya indeks harga ikan cumi-cumi 4,45 persen dan ikan tongkol 7,50 persen, jenis ikan lainnya hanya ikan layang yang mengalami kenaikan indeks yaitu 1,22 persen sisanya tidak mengalami perubahan indeks harga.
Di Tuban penurunan It disebabkan karena beberapa jenis ikan harganya turun di antaranya cumi-cumi yang turun harga 19,23 persen, ikan teri sebesar 17,65 persen, dan yang lainnya ikan bambangan merah (5 persen), ikan kakap (4,76 persen), ikan kembung 16,52 persen, kepiting 8,82 persen, layang 2,86 persen, selebihnya ada yang mengalami kenaikan It dan ada yang tidak mengalami perubahan sama sekali.
Indeks harga yang diterima nelayan tertinggi terjadi di kabupaten Lamongan sebesar 7,19 persen. Jenis ikan yang menyebabkan tingginya It di Kabupaten Lamongan adalah ikan selar yang mengalami kenaikan indeks hingga 42,86 persen, ikan tembang yang naik sebesar 28,57 persen, ikan layur dan ikan layang masing-masing sebesar 20,00 persen dan 11,11 persen
Secara keseluruhan indeks harga dibayar nelayan pada Mei mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi terjadi di Kabupaten Tuban sebesar 0,99 persen dan Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,77 persen. Kabupaten yang lain seperti Trenggalek, Situbondo, Lamongan dan Pamekasan hanya mengalami kenaikan indeks harga dibayar nelayan dibawah 0,5 persen.
Indeks biaya produksi di semua kabupaten mengalami kenaikan. Beberapa kabupaten kenaikan indeks biaya produksi disebabkan oleh kenaikan indeks barang modal dan sisanya kenaikan indeks pada biaya buruh.
Untuk Kabupaten Banyuwangi kenaikan indeks biaya produksi juga dipicu oleh naiknya biaya sewa dan pengeluaran lain. Sedangkan pada indeks konsumsi rumahtangga di enam kabupaten dipicu oleh kenaikan kelompok makanan, perumahan, kesehatan, transportasi dan komunikasi.(ryo)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait