Sabtu, 20 April 2024

KOARMATIM AMANKAN 108 IMIGRAN GELAP AFGHANISTAN

Diunggah pada : 6 Mei 2010 13:26:42 42
thumb

Patroli Keamanan Laut (Patkamla) Pangkalan TNI Angkatan Laut (Lanal) Banyuwangi dari jajaran Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) berhasil mengamankan 108 imigran gelap warga Afghanistan di perairan Lempuyang Situbondo, sekitar 7 mil dari pantai.
Kasubdispenum Dispen Koarmatim, Mayor Laut Drs Kariono MAP di Kantornya Surabaya, Kamis (6/5) mengatakan, ketika ditemukan aparat,  kondisi kapal dalam keadaan kandas dan pecah, sehingga  para imigran yang semuanya laki-laki dewasa tersebut segera dievakuasi ke dusun Lempuyang Desa Sumber Waru Kecamatan Banyu Putih.
Setelah dievakuasi, pada malam harinya para imigran sempat melarikan diri ke hutan. Sehingga pada malam itu, dengan bantuan masyarakat jajaran Koarmatim dilakukan pencarian. Pada pukul 22.00, para imigran gelap yang sempat melarikan diri tersebut sudah dapat ditemukan kembali. Setelah malam itu terkumpul semua, para imigran diserahkan ke Polres Situbonda. Menurut rencana, para imigran gelap ini akan diserahkan ke Kantor Imigrasi Tingkat I Jatim.

Ciptakan Sistem Kontrol
Sementara itu, para kadet Akademi Angkatan Laut (AAL) terdiri dari SMDK (E) Michael Kaseke, SMDK (E) Yoga Prihantoro, SMDK (E) Siswanto Bennie, SMDK (E) Teguh Ulin, dan SKD (E) M Zulkhaidar dibawah dosen pembimbing Mayor Laut (E) A Sardjono, dan Mayor Laut (ES) Oman Ukirman , berhasil menciptakan sistem kontrol meriam 57 mm SU-60 dan Sonar Lopas 8300.
"Ini merupakan bagian dari upaya kami menggiatkan inovasi dan kreativitas para kadet dalam melengkapi dan modernisasi persenjataan TNI-AL," kata Gubernur AAL, Laksamana Pertama TNI Bambang Suwarto.
Kadet AAL yang berhasil menciptakan sistem kontrol meriam 57 mm SU-60 adalah
Mereka mampu memodifikasi meriam 57 MM/S-60 buatan Rusia tahun 1964 sehingga menjadi sebuah meriam yang beroperasi dengan bantuan komputer.
Meriam 57MM/S-60 itu berfungsi sebagai alat instruksi bagi kadet AAL dan menjadi wahana efektif serta efisien untuk melatih kemampuan teknik sistem pemograman dan pengendalian bagi kadet Korps Eletronika AAL.
Parameter pengoperasian yang dilakukan awak menggunakan "joystick" sebagai pengendali, sedangkan sistem mekanikal peralatan meriam 57 mm itu tidak dilakukan modifikasi, hanya diperbaiki untuk tetap mempertahankan kinerja meriam tersebut.
Sementara itu, beberapa kadet lain, yakni SMDK (E) Susilo N. Dony A, SMDK (E) Tony Arkayudha P, SMDK (E) Kirono Yakti Asmoro, SMDK (E) Ghanosa Adityawarman, dan SMDK (E) Aditya Pradhana Purcha dibawah bimbingan Mayor Laut (ES) Oman Ukirman dan Kapten Laut (E) Nanang Sugiyantoro juga berhasil menciptakan "Panoramic Passive Sonar" dengan menggunakan metode "Software Imaging".
"Ini murni menggunakan piranti lunak secara utuh tanpa menggunakan piranti keras lain, seperti "hydrophone" dan "preamplifier" yang ada di kapal," kata Kepala Departemen Elektronika AAL Kolonel Laut (E) Endarto Pantja Irianto.
Pengoperasian sonar tersebut, tidak hanya untuk kapal selam, melainkan juga untuk kapal-kapal permukaan yang memiliki kemampuan tempur di bawah air. (hjr)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait