Kamis, 25 April 2024

PERGUSURAN TIGA PASAR DITUNDA HINGGA SIANG

Diunggah pada : 5 Mei 2010 12:41:53 8
thumb

Pergusuran terhadap Pedagang Kaki Lima (PKL)  di depan Pasar Keputran, Pasar Koblen dan Pasar Peneleh yang akan dilaksanakan Rabu (5/4) jam 09.00 pagi, ditunda hingga siang nanti. Hal ini dilakukan  pemerintah dan polisi khawatir ada kerusuhan dan situasi pasar mulai memanas.
Kepala Satpol PP Surabaya Arief Boedirto saat ditemui di Pasar Keputran Surabaya, Rabu (5/4) mengatakan, awalnya penggusuran direncanakan pukul 09.00. Namun, kondisi di sekitar pasar memanas. "Menimbang situasi lapangan, penertiban kami tunda sampai pukul 13.00 siang," ujarnya.
Pengunduran jadwal ini karena pedagang di tiga pasar, yakni Pasar Keputran, Pasar Koblen dan Pasar Peneleh sudah bersiaga dengan menggunakan senjata tradisional. Massa yang membawa senjata tradisional ini dikhawatirkan bisa menimbulkan kericuhan.
Mantan camat gubeng ini mengungkapkan, keputusan itu dibuat setelah dirinya mendapatkan masukan dari aparat kepolisian dalam rapat sesudah apel petugas di Mapolwiltabes Surabaya. Rencana ini berarti mundur sekitar 4 jam dari jadwal yang ditentukan. "Kami harus mempertimbangkan aspek keamanan agar tidak terjadi bentrokan dengan petugas," ujarnya.
Meski ditunda, Satpol PP dan polisi yang akan dilibatkan dalam penggusuran sudah disiagakan. Sebagian siaga di Kantor Pemerintah Kota Surabaya. Sementara sebagian lagi siaga di sekitar Polsek Tegalsari.
Terkait perlawanan pedagang, Arief mengaku, pihaknya optimistis perlawanan tersebut tidak menjurus pada kericuhan. Sebab, penertiban akan dilakukan secara persuasif. ”Pendekatan humanis akan kami utamakan pada penertiban hari ini (siang, red ). Mudah-mudahan saja tidak rusuh, Sementara itu, hingga berita ini diturunkan pihak Satpol PP dan Polwiltabes Surabaya terus menggelar konsolidasi terkait rencana penertiban itu,” tuturnya.
Muhammad pengelola Pasar Keputran mengatakan, secara tegas, meminta Pemkot Surabaya menghentikan penertiban, karena dirinya sudah tidak bisa mengendalikan pedagang yang memberontak. “Mereka tidak ingin diusir dari Pasar Keputran yang selama ini menjadi tempat mereka menyambung hidup,” ujarnya
Dari pantuan wartawan JNR hingga siang ini pedagang saat ini membuat barisan di depan Pasar Keputran di sisi selatan Jalan Kayoon, sambil membawa bambu runcing, batu, sebagai alat perlawanan.

Lima  Titik
Sementara itu Kepolisan Sektor Kota Besar (polwiltabes) Surabaya akan menyiapkan personel kepolisian dari Brimob Polda Jatim, dan Satlantas akan berjaga di lima titik lokasi
Kabag Bina Mitra Polwiltabes Surabaya, AKBP Sri Setyo Rahayu, mengatakan, kelima titik itu adalah Jl. Urip Sumoharjo, Pandegiling Timur, Irian Barat, depan RS Siloam dan Sonokembang. Aparat keamanan akan stand by selama 24 jam. Mereka menghalau mobil-mobil pengangkut sayur yang menurunkan muatannya di jalan. Diharapkan dengan penutupan itu pedagang tidak bisa masuk sehingga sadar dan tak berdagang lagi. Penutupan akan dilakukan selama seminggu. Kita pakai cara humanis, beretika, saling menghargai dan bekerjasama," ungkap Ike.
Untuk pola pengamanan relokasi Pasar Keputran, Pasar Peneleh dan Pasar Koblen, telah disiapkan 600 personel yang terdiri dari polisi, TNI, Satpol PP, dan Dishub.
Meski demikian, pedagang tetap diberi waktu dan toleransi untuk pindah ke stan yang sudah disediakan. Selama ini, Polwiltabes dan Pemkot Surabaya telah memberikan pemahaman secara humanis kepada para pedagang yang berjualan di tempat yang salah. Sesuai dengan Pasal 28 UU no. 22 tahun 2009, disebutkan tentang larangan perbuatan merusak jalan atau menimbulkan gangguan fungsi jalan akan dikenakan hukuman 1 tahun.
Sementara itu, Pasar Induk Osowilangun Surabaya (PIOS) sudah siap menerima para pedagang khususnya dari Keputran, Koblen dan Peneleh. Sudah ada 630 pedagang yang memesan stan di PIOS. Namun, menjelang pembukaannya pada 5 Mei, hanya ada satu pedagang yang menempati stan. (pca)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait