Rabu, 24 April 2024

PEMBEBASAN LAHAN JALAN ARTERI DI PORONG CAPAI 80 PERSEN

Diunggah pada : 4 Mei 2010 14:59:08 26
thumb

Pembebasan lahan pada jalan arteri di Porong kini telah mencapai 80%. Jalan tersebut nantinya akan menggantikan fungsi Jalan Raya Porong yang saat ini kondisinya mulai kritis. Sebagian besar pembangunan jalan dan jembatan pada proyek tersebut kini telah selesai.
    Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf, Selasa (4/5) mengatakan, sisa lahan yang belum bisa dibebaskan nantinya akan dilakukan konsinyasi. Konsinyasi dilakukan jika progres pembangunan fisik telah mencapai 75%. Pemilik lahan yang sudah menerima harga penetapan pemerintah, sekitar 85% telah selesai pembayarannya. Sedang sekitar 11% dalam proses administrasi. Warga yang lahannya belum bersedia dibebaskan umumnya mereka meminta harga tawar yang cukup tinggi.   
    Pengerjaan jalan Arteri Porong-Gempol sepanjang 11 kilometer, saat ini progresnya mencapai 30%. Sebagian ruas jalan telah dikerjakan pengaspalan, yakni di Desa Ketegan, Pamotan, Wunut, dan Kebon Agung Kabupaten Sidoarjo, serta Desa Carak, Kecamatan Gempol Kabupaten Pasuruan.
    Pembangunan jalan layang sepanjang 800 meter di atas Sungai Porong juga selesai dikerjakan. Jika pembebasan lahan selesai, direncanakan jalan arteri siap digunakan tahun 2011.

Kerugian Rp 15 triliun
    Sementara itu, prediksi kerugian jika Jalan Raya Porong ditutup, per bulannya bisa mencapai Rp 15 triliun. Ini karena jalan itu merupakan jalur utama yang menghubungkan Kota Surabaya dengan beberapa daerah di wilayah selatan dan timur Jatim, seperti Banyuwangi, Jember, dan Malang termasuk menghubungkan dengan Provinsi Bali.
    Dikatakan Gus Ipul, hasil-hasil produksi ekonomi dari Kabupaten Malang, Jember, Banyuwangi termasuk dari Propinsi Bali yang menuju ke Surabaya dan sebaliknya, memanfaatkan jalan tersebut untuk distribusi ekonomi. Jika jalan tersebut ditutup dan  memanfaatkan jalan alternatif, jarak tempuhnya akan lebih lama.
     Meski kondisi Jalan Raya Porong memprihatinkan, pemerintah provinsi tidak berani menutup jalan tersebut. Sebab, selain jalan pengganti belum selesai dibangun, kerugian yang ditumbulkan akibat penutupan juga sangat besar.
    Jalur Krian–Mojosari yang kini menjadi jalan alternatif pengganti Jalan Raya Porong siap menampung luberan pengalihan kendaraan dari Porong dan dua tahun sudah diperlebar. Departemen Pekerjaan Umum Bina Marga melakukan perbaikan jalur Mojosari-Krian-Mlirip sepanjang 27 Km dengan melakukan pelebaran dari satu jalur menjadi dua jalur dengan dilengkapi 17 jembatan baru. Dalam pelebaran dan perbaikan jalan itu sudah menghabiskan dana sebesar Rp 253 miliar dengan pembagian untuk jalan propinsi sebesar Rp 95 miliar dan jalan nasional Rp 168 miliar. (jal)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait