Rabu, 24 April 2024

JALAN RAYA PORONG MASIH BELUM DITUTUP

Diunggah pada : 27 April 2010 15:00:45 4
thumb

Jalan Raya Porong saat ini kondisinya banyak yang rusak dan timbul sejumlah bubble di beberapa ruas jalan masih belum ditutup. Ini berdasarkan hasil rekomendasi dari Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono dan pakar dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Nyoman Sutantra yang menyampaikan langsung ke gubernur.
Humas Bapel BPLS, Akhmat Kusairi, di Surabaya, Selasa (27/4) mengatakan,  kawasan Raya Porong saat ini ambles sedalam 60 cm. Ini berdasarkan temuan dari Tim Kajian Kelayakan Permukiman (TKKP). Namun, gubernur usai menghadiri sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jatim mengatakan masih belum akan menutup jalan itu.
Alasannya, berdasarkan rekomendasi dari sejumlah ahli seperti Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Surono dan pakar dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Prof Nyoman Sutantra menyatakan, struktur tanah di sekitar semburan lumpur panas tidak membahayakan, asalkan tidak ditambahi beban dengan pembangunan tanggul baru. Selain itu, amblesnya kawasan Raya Porong itu karena banyaknya material lumpur yang disedot dan dibuang ke Kali Porong tanpa diimbangi dengan debit air yang memadai saat kemarau.
Akhmat menambahkan, selain gubernur, pihak Komisi D DPRD Jatim juga ikut mengutarakan desakannya untuk menutup Jalan Raya Porong dan memaksimalkan jalur alternatif dengan memberlakukan sistem satu arah, baik dari arah Surabaya maupun Malang. Namun, gubernur menyatakan, kondisi jalur alternatif tidak layak untuk dilalui kendaraan berat, sehingga agar kegiatan ekonomi masyarakat tidak terhenti, Jalan Raya Porong tetap dibuka meskipun banjir dan mengalami ambles.
Hasil kajian TKKP menyebutkan, dalam periode Desember 2009-Maret 2010 kawasan Siring Barat-Porong mengalami subsidence (ambles) sekitar 60 centimeter. Selain di Siring Barat, subsidence juga terjadi di Pamotan yang merupakan jalur alternatif Tanggulangin-Gempol, hanya saja kedalamannya 10 centimeter.
Menurut dia, hal itu bisa mengakibatkan jalan retak dan mengancam permukiman yang selama ini berada di luar peta terdampak semburan lumpur Lapindo. Sedangkan untuk bubble, saat ini jumlah bubble baru juga turun dari 108 buah menjadi 50. Kadar CO2 di dalam gas metan juga tidak membahayakan, asalkan tidak disulut api.

Banjir di Raya Porong
Seperti diketahui, Minggu (25/4) sore banjir menggenangi Jalan Raya Porong. Genangan itu setinggi 70 cm. Pihak Kepolisian Resort Sidoarjo dan BPLS menyarankan agar lewat jalan alternative, yaitu dari Waru lewat Krembung - Ngoro - Kejapanan. Sedangkan jalan alternatif Kali Tengah di tutup oleh warga. Ini bisa digunakan ketika terjadi hujan dengan intensitas sedang, banjir kembali menggenangi Jalan Raya Porong.
Sedangkan Jasa Marga sudah memberi tanda untuk menghindari exit Porong, karena ada genangan 70 cm-an di exit Tol Porong. Masyarakat bisa turun ke exit Waru atau Sidoarjo dan pilih jalan alternatif. Bisa lewat Tanggulangin Intako keluar Pamotan - Gedang.
Sementara itu, PU Bina Marga Provinsi Jatim telah menutup jalan berlubang di Jalan Raya Porong dengan sand bag. Sedangkan polisi sempat memberlakukan jalur ke Malang, contra flow sejak exit Porong sampai Jl Flamboyan, namun menjelang malam telah dibuka kembali.
Alternatif lain, yaitu daerah Japanan ke Surabaya diberlakukan sistem buka tutup untuk mengurangi beban Raya Porong. Semua kendaraan besar dilewatkan Japanan Mojosari. Sedangkan Bapel BPLS sudah mengaktifkan sembilan pompa di entrance dan exit Tol Porong dan di sekitar Tugu Kuning (Siring). “Berdasarkan perintah gubernur, saat musim hujan, tetap terus menyedot lumpur tanpa menambah tanggul agar tidak menjadi beban di permukaan,” ujarnya. (raa)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait