RAYAKAN HARI KARTINI, CCCL GELAR PAMERAN, FILM, DAN DISKUSI

Dalam rangka merayakan Hari Kartini,  Centre Culturelef de Corporatalon Linguistigue (CCCL) atau Pusat Kebudayaan Prancis Surabaya menggelar pameran foto, pemutaran film, dan diskusi di kantor CCCL  Jl Darmokali 10 Surabaya, 19 – 21 April 2010
    Atase press CCCL, Pramenda Khrisna di kantornya, Selasa (20/4) mengatakan, negara Prancis sangat menghormati Kartini sebagai tokoh perempuan Indonesia pertama yang memperjuangkan hak-hak perempuan hingga bisa seperti sekarang. Jika bukan karena tokoh ini, lanjut Khrisna perempuan Indonesia akan sulit berkembang mengikuti kemajuan zaman.
Di kegiatan ini, lembaga binaan Kedutaan Prancis menggandeng Yayasan Hotline Surabaya (YSH). Pada pameran foto dan produk akan dipamerkan berbagai kerajinan rajut Myra karya para perempuan dari kelompok kerja yang terdiri dari pengrajin, relawan dan didukung oleh staf manajemen, pendidik dan pengembang produk, binaan YHS. Selama pameran, akan ada sesi demonstrasi pembuatan kerajinan.
Pemberdayaan perempuan di ranah domestik melalui kerajinan rajut Myra, merupakan gagasan dari Esthi Susanti Hudiono, ketua YHS. Pada pameran ini juga diadakan mini bazaar. “Keuntungan dari penjulan akan disumbangkan kepada para perempuan korban HIV, kekerasan dan trafficking,” kata Khrisna
Pada Rabu (21/4), akan diputar film menarik yang mengangkat isu tubuh dan kesehatan reproduksi perempuan, produksi Kalyana Shira Film, “Pertaruhan” (At Stake) karya 5 sutradara muda Indonesia yakni Ani Ema Susanti, Iwan Setiawan, M Ichsan, Lucky Kuswandi, Ucu Agustin, bekerjasama dengan Qmunity Surabaya.
Film ini mengangkat isu tentang tubuh perempuan Indonesia yang kerap menjadi bulan-bulanan eksploitasi. Dalam film ini akan  dikisah tentang tenaga kerja perempuan di Hongkong yang menghadapi dilema, praktek sunat perempuan, perempuan lajang dalam upaya  memperoleh pelayanan ginekologi, serta pekerja seks yang merangkap menjadi pemecah batu.
    Puncak peringatan Hari Kartini akan digelar diskusi bertema ”Pemenuhan Hak Asasi Manusia dan Seni Domestik” bersama para pakar yaitu Dr Emy Susanti (Ketua Dekrasnada Kota Sidoarjo), Dra Wilis Afandi (Ketua Dekrasnada kota Surabaya), Dra  Esthi Susanti Hudiono, MSi (penggagas Myra), Prof  Soetandyo W. (pakar Hak Asasi Manusia). Sebagai moderator diskusi adalah Dra Pinky Saptandari, MA. (hjr)