Kamis, 25 April 2024

TAHUN 2014, RS TARGETKAN DAPAT AKREDITASI INTERNASIONAL

Diunggah pada : 8 April 2010 12:21:28 4
thumb

Seluruh rumah sakit di Surabaya dituntut meningkatkan kualitas layanan kesehatan di era globalisasi. Pada 2014, satu rumah sakit di Surabaya harus sudah mendapatkan akreditasi internasional dari Joint Commission International (JCI).
“Karena itulah, perlu ditumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan dokter serta rumah sakit di negeri sendiri,” kata Ketua Panitia Seminar dan Workshop Perumahsakitan, dr Soekamto SpOG di Surabaya, Kamis (8/4).
Targetnya itu diusung Perhimpunan Rumah Sakit Indonesia (PERSI) Jawa Timur yang sejak Selasa (6/4) hingga Kamis (8/4) menggelar Seminar dan Workshop Perumahsakitan serta Surabaya Hospital Expo di JW Marriott Hotel Surabaya. Melalui kemauan masing-masing rumah sakit untuk meningkatkan kualitas, diharapkan masyarakat tidak lagi berobat ke luar negeri.
Menurut Soekamto, membangun kepercayaan masyarakat sangat dibutuhkan sekarang. Pasalnya, Departemen Kesehatan sudah menunjuk Surabaya sebagai kota yang terbuka bagi investor asing yang ingin mendirikan atau membuka cabang rumah sakit. Jika tidak segera meningkatkan kualitas, dikhawatirkan rumah sakit lokal akan tergilas kehadiran rumah sakit asing.   
“Kehadiran investor tersebut atau rumah sakit asing tidak kami anggap sebagai hal negatif. Tapi pemacu untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan agar lebih baik,” ujarnya.
Ia menjelaskan, langkah awal, rumah sakit di Surabaya harus memperbaiki kualitas internal dengan memberikan pelayanan yang cepat, tepat dan cermat. Tapi biaya masih terjangkau masyarakat pada umumnya. Selain itu, keselamatan pasien juga harus diutamakan.
Ia mengatakan, kualitas dokter di Indonesia sebenarnya tidak kalah dari dokter asing. Bahkan pada beberapa kasus, pasien yang tidak bisa ditangani di rumah sakit luar negeri malah sembuh ketika berobat ke rumah sakit lokal.
Selain itu, dua rumah sakit di Surabaya, yakni RSUD dr Soetomo dan RS Darmo sudah jadi rujukan warga Timor Leste. Padahal, sebagian besar warga Timor Leste bekerja di badan milik PBB dan pernah berobat ke rumah sakit di Singapura. Bagi mereka, kualitas rumah sakit di Surabaya lebih bagus dibanding rumah sakit negara lain. “Ini membuktikan kita juga mampu bersaing dengan negara lain,” kata Soekamto.
Sekarang ini, yang dibutuhkan rumah sakit di Surabaya adalah membangun citra yang bagus di masyarakat. Selain itu, butuh pemasaran yang bagus agar masyarakat mau melirik rumah sakit di Surabaya.
“Karena itu, Persi bekerja sama dengan Pemerintah Kota Surabaya menggelar Surabaya Health Season (SHS) untuk mempromosikan rumah sakit,” katanya.
Sementara itu, tiga rumah sakit baru siap beroperasi di Surabaya tahun ini. Selain RS Bhakti Dharma Husada (BDH) milik Pemkot Surabaya, dua rumah sakit lain juga siap melayani masyarakat. Kedua rumah sakit lainnya adalah RS Bedah dan RS Pendidikan Universitas Airlangga.
Ketiga rumah sakit baru itu masing-masing memiliki spesifikasi berbeda. RS BDH merupakan rumah sakit umum milik Pemkot Surabaya. RS Bedah yang berlokasi di Jl Manyar merupakan rumah sakit khusus yang dikelola swasta. Sementara RS Pendidikan tergolong rumah sakit umum yang dikelola perguruan tinggi.
Humas Persi Jatim, dr Urip Murtedjo SpB-KL, mengatakan ketiga rumah sakit sudah memenuhi kelengkapan sarana dan perizinan. Bahkan kemungkinan besar, ketiga rumah sakit sudah beroperasi pertengahan tahun ini. “Tinggal menunggu waktu peresmiannya saja,” kata Urip.(dra)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait