Rabu, 24 April 2024

Peringatan 100 Hari Wafatnya Gus Dur KELUARGA KH HASYIM ASY’ARI KEWALAHAN HADIRI UNDANGAN

Diunggah pada : 8 April 2010 9:46:14 25
thumb

Banyaknya masyarakat yang menyelenggarakan peringatan 100 hari wafatnya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di berbagai tempat, membuat keluarga besar Almarhum KH Hasyim Asy’ari yang merupakan Kakek Gus Dur kewalahan menghadiri undangan. Peringatan yang diselenggarakan di berbagai daerah termasuk di pesantren-pesantren baik di Jawa dan luar Jawa, menunjukkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap sosok Gus Dur.
    Hal ini disampaikan Pengasuh Pesantren Tebuireng,  KH Salahudin Wahid saat menghadiri peringatan 100 hari wafatnya Gus Dur di Masjid Kemayoran Surabaya bersama 100 ulama dan habaib, Rabu (7/4) malam.
    Semua putri Gus Dur, sejak seminggu yang lalu kegiatan mereka sudah padat untuk menghadiri acara kirim do’a untuk almarhum ayahnya diberbagai tempat. Meski di Pesantren Tebuireng puncak kegiatan kirim doa baru dilaksanakan pada, Kamis (8/4) malam. Namun di Jombang setiap hari banyak masyarakat sudah lebih awal menyelenggarakan kegiatan kirim do’a. “Saya sendiri tiap hari rata-rata disibukkan menghadiri kegiatan kirim do’a,” kata Gus Sholah yang merupakan adik kandung Gus Dur.
    Beberapa catatan kegiatan kirim do’a pada Gus Dur selama peringatan 100 hari wafatnya yang diselenggarakan di Jombang, antaralain di Alun-alun pada Minggu (4/4), di Pesantren Denayar pada Rabu (7/4) dan di Pesantren Tebuireng pada Kamis (8/4). Dari tiga kegiatan kirim do’a yang berkapasitan besar tersebut, belum termasuk yang diselenggarakan ditiap-tiap kampung. “Dan Kamis, (8/4) siang saya akan menghadiri kegiatan yang serupa di kantor PW NU Jatim, “katanya.
    Ditambahkannya, banyaknya masyarakat yang mengadakan kirim do’a adalah sebagai bukti bahwa Gus Dur sangat cinta pada rakyat. Kecintaan Gus Dur tersebut kini dibalas masyarakat dengan banyaknya yang menyelenggarakan kirim do’a.
    Tentang rencana pemerintah yang kini tengah mengalokasikan dana ratusan miliar untuk membangun kawasan khusus di sekitar makam Gus Dur. Gus Sholah menegaskan, bahwa dana tersebut tidak sepeserpun dialokasikan untuk pembangunan makam Gus Dur. Makam Gus Dur akan kami biarkan seperti saat ini, yakni berupa gundukan tanah tanpa diperbaiki dengan bangunan yang mewah.
    Dana ratusan miliar yang dialokasikan pemerintah tersebut adalah diperuntukkan untuk membangun terminal bus para peziarah dan kawasan wisata religi. “Jika dibebankan pada pengurus Pesantren Tebuireng, kami tidak sanggup mengalokasikan pembangunan infrastruktur tersebut,” kataanya.   

Pemrakarsa Pembangunan Daerah Tertinggal         
      Selain dikenal sebagai sosok agamawan dan tokoh pluralisme, Gus Dur juga pemrakarsa program pembangunan pada kawasan daerah-daerah tertinggal.
Hal itu disampaikan Menteri Negara Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Helmy Faisal Zaini.
Menurutnya, lahirnya kementerian tersebut bermula saat masa pemerintahan yang dipimpin Gus Dur. Saat itu beliau membentuk kementerian baru, yakni percepatan daerah tertinggal di kawasan timur Indonesia.
Gus Dur bukan saja tokoh yang dikenal konsisten memperjuangkan pluralisme dan multikulturalisme. Namun beliau juga sosok yang juga ahli dalam ilmu di bidang pembangunan. Buktinya, agar pembangunan tersebut dapat tepat sasaran beliau membentuk satu kementerian baru yang hanya terkosentrasi meningkatkan pembangunan di bidang tertentu. (jal)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait