Jumat, 19 April 2024

DAMPAK ACFTA, MOBILITAS KAPAL BARANG DI TANJUNG PERAK NAIK 30%

Diunggah pada : 7 April 2010 15:17:38 19
thumb

Dampak dibelakukannya Asean-China Free Trade Agreement (ACFTA) atau perdagangan bebas tahun ini ternyata berdampak positif terhadap mobilitas kapal yang beroperasi di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Diperkirakan kapal yang beroperasi meningkat 30% dibanding sebelum diberlakukan regulasi ACFTA 2010.
Ketua Umum DPC Indonesian National Shipowners Association (INSA) Surabaya, Stevens H Lesa Wengen, di Surabaya, Rabu (7/4) mengatakan, berlakunya ACFTA ini sangat berdampak positif bagi armada kapal dalam negeri. Salah satunya, setiap kapal barang memiliki penuh muatan. "Dibanding tahun lalu, kapal yang beroperasi sekarang ini ada kenaikan sekitar 30 persen," ujarnya.
Menurut Stevens, disamping meningkatnya operasional kapal, regulasi ACFTA 2010 juga turut mendorong pertumbuhan industri pelayaran dalam negeri. Tahun ini diperkirakan arus barang impor yang masuk ke Surabaya juga akan meningkat. Indikatornya, sebagian besar industri dalam negeri masih ketergantungan terhadap barang impor yang cukup tinggi, sehingga konsumsi barang impor, utamanya dari Cina masih mendominasi.
Berdasarkan komposisi, 70 persen barang impor asal Cina yang masuk ke Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Sedangkan sisanya 30% masih dikonstribusi dari kawasan Indonesia Timur.
Humas PT Pelindo III, Iwan Sabatini mengatakan, kontribusi arus petikemas dari Pelabuhan Tanjung Perak masih yang terbesar dibandingkan dengan pelabuhan lainnya. Pada 2009, tercatat arus petikemas yang dihandling Pelindo III mencapai 3,09 juta TEUs, dari jumlah itu Pelabuhan Tanjung Perak memberikan kontribusi sekitar 78% atau mencapai 2,42 juta TEUs.
Untuk arus petikemas sebesar 3,09 juta TEUs itu, merupakan hasil kontribusi sekitar tujuh pelabuhan utama milik Pelindo III. Selain Pelabuhan Tanjung Perak, enam pelabuhan lainnya yang memberikan kontribusi besar atas arus petikemas terdiri atas Semarang dengan Pelabuhan Tanjung Emas-nya, Pelabuhan Banjarmasin, Sampit, Benoa, Kumai dan Kotabaru.
Secara khusus, arus petikemas mengalami kenaikan akibat tingginya pertumbuhan arus petikemas domestik sebesar 24%. Sedangkan arus petikemas internasional 2009 mengalami penurunan sebesar 8%. Pada 2010, Pelindo III akan menginvestasikan dana Rp1,5 triliun untuk sejumlah proyek baik pengembangan infrastruktur maupun penambahan peralatan guna peningkatan layanan. "Nilai investasi sebesar itu (Rp1,5 triliun) termasuk alokasi untuk pembangunan proyek pelabuhan multifungsi Teluk Lamong," ungkapnya. (ris)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait