Sabtu, 20 April 2024

Peringatan 100 Hari Wafatnya Gus Dur MESKI HUJAN DERAS, RIBUAN JAMAAH TETAP MEMADATI ALUN-ALUN JOMBANG

Diunggah pada : 5 April 2010 11:11:11 58
thumb

Hujan deras mengguyur Kota Jombang sejak Minggu (4/4) sore, tidak menyurutkan masyarakat yang ingin menghadiri acara peringatan 100 hari wafatya KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur yang dilaksanakan di Alun-alun Jombang. Meski hujan telah turun sejak sore, namun semakin malam pengunjung yang datang malah makin bertambah banyak, hingga alun-alun dipenuhi masyarakat.
    Wakil Gubernur Jatim, Drs Saifullah Yusuf saat mengawali sambutannya mengatakan, meski kegiatan ini diguyur hujan yang deras, tidak beranjaknnya masyarakat yang menghadiri acara ini merupakan wujud penghormatan yang tinggi atas jasa-jasa dan kiprah almarhum Gus Dur selama hidup. “Saya salut kepada warga Jombang dan Mojokerto yang tetap setia berada di tengah lapangan meski diguyur hujan,” katanya.
    Menurut Gus Ipul, Gus Dur sejak kecil tidak pernah lepas dari musibah. Sejak berusia tujuh tahun, beliau sudah mengalami kecelakaan hingga tangannya patah dan kehilangan orang tua. Tahun 1978, Gus Dur juga mengalami kecelakaan yang membuat mata kirinya tekena pecahan kaca spion vespa yang dikendarainya.
Selain menjadi tokoh yang disegani di dalam negeri, Gus Dur juga tokoh yang disegani di luar negeri. Salah satu yang menonjol dari Gus Dur adalah bagaimana menjadi pemersatu bangsa misalnya sumbangannya bagi perdamaian dunia dan persaudaraan antar umat beragama.
Sekalipun pernah menjadi pemimpin Nahdlatul Ulama yang merupakan organisasi Islam  terbesar di Indonesa, Gus Dur tidak eksklusif dalam berpandangan soal persaudaraan. Gus Dur membuka diri dan bisa berdialog dengan banyak pihak yang berbeda keyakinan.
Sementara Pengasuh Pesantren Tebuireng, KH Salahudin Wahid mengatakan, banyaknya kegiatan dan peringatan yang bertemakan mengenang Gus Dur, hal ini membuktikan bahwa beliau adalah tokoh yang dicinta dan sangat diterima oleh masyarakat. Mewakili keluarga, Gus Sholah mengucapkan terima kasih atas apresiasi dan kiriman doa yang dikirimkan sejak almarhum wafat.
Gus Sholah menceritakan, saat bertemu Presiden, SBY beberapa saat yang lalu. Ia telah sampaikan bahwa sampai saat ini masyarakat masih banyak yang menziarahi makam Gus Dur. Dalam setiap harinya jumlah pengunjung rata-rata mencapai 2000 orang. Khusus saat hari Jumat, Sabtu dan Minggu jumlah pengunjung malah lebih banyak lagi, yakni berkisar dari 6000 – 8000 orang. Kondisi tersebut cukup mengganggu proses belajar dan mengajar di Pesantren Tebuireng.
Mendengar cerita tersebut, presiden berjanji akan mengirimkan tim khusus yang akan menangani masalah itu. “Gus Dur adalah mantan presiden, jadi masalah yang kini dihadapi keluarga dalam pengaturan makamnya adalah kewajiban Negara,” kata Gus Sholah menirukan Presiden, SBY.      
 Kegiatan peringatan 100 hari wafatnya Gus Dur di Alun-alun Jombang merupakan hasil kerjasama tiga pemerintah kabupaten dan kota, yakni Pemkab Jombang, Pemkab  Mojokerto dan Pemkot Mojokerto bersama Radar Mojokerto. Kegiatan yang bertemakan “Lautan Do’a untuk Gus Dur” juga dimeriahkan dengan penampilan beberapa kelompok sholawat dari Jombang dan seniman Sujiwo Tejo, serta budayawan D Zawawi Imron dari Sumenep.(jal)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait