Kamis, 18 April 2024

GUNUNG SEMERU MASIH WASPADA

Diunggah pada : 18 Maret 2010 13:36:19 3
thumb

    Berdasakan hasil pengamatan visual dari Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA) Semeru di Gunung Sawur Candipuro terjadi asap hembusan teramati tiga kali setinggi 50-100 meter, guguran lava pijar tidak terjadi dan api maupun sinar api juga tidak teramati, maka disimpulkan status aktivitas Gunung Semeru sampai dengan 9 Maret  masih tetap waspada (level II).
    Kepala PPGA Gunung Semeru, Suparno, melalui keterangan persnya, Kamis (18/3) mengatakan, namun demikian, mengingat saat ini frekuensi dan curah hujan masih relative tinggi, maka disarankan masyarakat yang bermukim di Daerah Aliran Sungai (DAS) Besuk Bang, Besuk Kembar, Besuk Kobokan dan Besuk Sat untuk tetap berhati-hati terhadap ancaman bahaya aliran lahar panas maupun dingin.
    Sementara hasil kegempaan telah terjadi gempa letusan 98 kali dengan amplitudo 2-33 mm, vulkanik A satu kali dengan amplitudo 6 mm lama gempa 20 detik, kemudian gempa tremor terjadi satu kali dengan aplitudo 10 mm lama gempa 200 detik.
Dalam status Waspada, Gunung Semeru masih berpotensi terjadi letusan abu dan hembusan asap dengan ketinggian lebih dari 500 meter dengan sebaran abu vulkanik yang bergantung pada arah angin. Status ini berpotensi terjadi guguran lava pijar yang lebih besar dengan jarak luncur lebih dari 700 meter  yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran.
Wilayah yang berpotensi terkena ancaman material vulkanik baik awan panas maupun lahar adalah Dusun Rowo Baung dan Dusun Supit  yang termasuk wilayah  Desa Pronojiwo, Dusun Urip di  Desa Sumber Urip, Dusun Kamar A  dan Dusun Umbulan di Desa Supit Urang.

Pola Letusan Berubah
Karakter umum kegiatan Gunung Semeru sebelum kejadian letusan 15 Maret 2009 adalah letusan  abu diikuti semburan lava pijar, dan pertumbuhan kubah. Letusan  berlangsung dengan interval hembusan asap 20 - 30 menit dalam kondisi Waspada (Level II). Tumpukan material abu letusan  di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak gunung dapat menimbulkan ancaman bahaya lahar di musim penghujan yang masih berlangsung saat ini.
Tetapi mulai April 2009 hingga 1 Maret 2010, mengalami perubahan pola kegiatan letusan yang semula didominasi oleh kejadian letusan abu menjadi dominan kegiatan hembusan asap dari Kawah Jonggring Saloko. 
Sejak 25 Februari 2010, teramati api diam,  pertumbuhan kubah lava dan guguran lava yang meluncur hingga jarak 700 sampai 750 meter dari Kawah Jonggring Saloko. (ern)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait