Jumat, 19 April 2024

STRATEGI PEMBANGUNAN JATIM BERPIHAK PADA MASKIN

Diunggah pada : 8 Maret 2010 13:38:46 2
thumb

Strategi pembangunan yang dilakukan Pemerintah Provinsi Jatim tetap berpihak kepada masyarakat miskin (pro poor), yaitu bagaimana cara yang dikembangkan agar masyarakat miskin tentang layanan dasarnya itu dipenuhi oleh pemerintah.
Hal ini dikatakan Gubernur Jawa Timur, Dr H Soekarwo saat memerima Komisi IV DPR RI yang dipimpin Anna Mu’awanah SE MH di Kantor Gubernur Jl Pahlawan Surabaya, Senin (8/3).
Selain pro poor, strategi pembangunan juga difokuskan pada pro job artinya berpihak pada peningkatan keterampilan sehingga menciptakan lapangan kerja. Pro gender, artinya memberikan yang seluas-luasnya kepada kaum perempuan dalam program mengisi pembangunan yang ada di Jatim dan pro lingkungan.
Visi dan misi Pemprov Jatim intinya ingin mewujudkan warganya makmur dan berakhlak mulia dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Di samping itu mengutamakan peningkatan pelayanan.
Pertumbuhan ekonomi Jatim saat ini mencapai 5,01 persen, PDRB  Rp 684 triliun dari tahun lalu ada pertumbuhan 11,7 persen, sedanghkan inflasi 3,62 persen harga-harga stabil.
“Berkaitan dengan gula hari ini sudah saya tandatangani, kita sepakati bersama dengan PTPN X dan XI bahwa harga gula dibawah Rp 10.000 tidak jadi Rp 11.000, sehingga fungsi sosialnya PTPN nampak bukan fungsi untuk dagang,” ungkap Pakde Karwo.    
Dikatakan gubernur, Jatim mengalami surplus gula sebesar 691,270 ton, harga sangat terkandali rata-rata harga di konsumen berkisar Rp 10.500 per kilogram. Makanya harga gula di Jatim tidak akan mengalami perubahan yang berarti.
Menurut Pakde Karwo, pemprov berupaya semaksimal mungkin untuk mengendalikan harga gula, salah satunya dengan mengendalikan gula agar tidak keluar dari Jatim. Kebijakan ini disertai dengan penentuan harga atas dan harga bawah produksi gula.
Di samping itu, pihaknya juga berupaya untuk memfungsikan kembali Bulog sebagai buffer stock gula. Ini sangat penting agar stok gula tidak terganggu.  'Jatim juga membentuk lembaga khusus pengawasan gula,' tuturnya.
Pihaknya berupaya untuk meningkatkan produksi gula, melalui penataan penanaman varietas tebu, pembangunan kebun bibit, bongkar ratoon dan rawat ratoon serta revitalisaai pabrik gula dan meningkatkan kapasitas giling. Varietas tebu unggul di Jatim, antara lain PS 862, PS 881, PS 864, BZ 132, dan BL. Tebu-tebu ini memiliki rendemen yang baik, antara 9% sampai 10%, untuk di ekspor sekalipun sangat memenuhi syarat.
Dengan menggunakan bibit unggul, produksi gula di Jatim mengalami peningkatan cukup signifikan, dari kapasitas giling 71.742 ton tebu per hari, kini menjadi 81.368 ton tebu per hari. Belum lagi pembangunan 3 unit pabrik gula baru untuk menunjang swasembada gula nasional yang akan dimulai tahun 2010 hingga tahun 2011 mendatang.
Ketua Rombongan Komisi IV DPR RI (bidang Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan) Anna Mu’awanah SE MH  mengatakan, sebagai anggota DPR RI yang merupakan wakil rakyat mempunyai kewajiban moral untuk mengetahui dari dekat, sejauh mana peran pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan atau membuat kebijakan pembangunan yang hasilnya dapat dirasakan masyarakat.
Komisi IV DPR RI melakukan kunjungan kerja (kunker) ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi tentang keadaan dan kondisi Provinsi Jatim terkait kebijakan pemerintah dalam pembangunan bidang Pertanian, Kehutanan, Kelautan dan Perikanan.
Pemerintah mencanangkan tiga swasembada, yaitu beras, gula dan daging,  jagung serta kedelai. Secara nasional impor setahun kurang lebih Rp 50 trilliun salah satunya adalah gandum seratus persen masih impor senilai Rp 23 trilliun dan kedelai sebesar Rp 6 triliun,  untuk komoditi kedelai masih kekurangan (defisit), dengan informasi data ini diharapkan ke depan Jatim bisa surplus.
Kunker Komisi IV DPR ke Jatim itu dilaksanakan pada reses masa persidangan II tahun sidang 2009-2010  selama lima hari,  mulai 8-9 Maret dengan jumlah peserta  21 orang.  (sar

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait