Kamis, 25 April 2024

BERAS, BAWANG MERAH DAN CABAI BESAR, PENYEBAB INFLASI PERTANIAN

Diunggah pada : 25 Februari 2010 11:09:59 243
thumb

Sering naiknya harga beras, bawang merah dan cabai besar menjadikan tiga komoditas tersebut memiliki kontribusi akan naiknya angka inflasi secara kumulatif. Ini karena masyarakat setiap harinya mengkonsumsi tiga komoditas tersebut, sedangkan dua komoditas, yakni cabai besar dan bawang merah hanya dapat tumbuh pada musim tertentu.
    Kepala Dinas Pertanian Jatim, Ir Wibowo Ekoputro di kantornya, Kamis (25/2) mengatakan, tiga komoditas tersebut menyumbangkan angka inflasi yang cukup besar khususnya saat Bulan Ramadan dan menjelang Lebaran. Pada saat itu angka konsumsi masyarakat cukup tinggi, sedangkan ketersediaan di pasaran sering mengalami kendala.
    Data Badan Pusat Statistik menyebutkan, inflasi dari komoditas beras pada tahun 2009 sekitar 0,22%, cabai rawit 0,20%. Saat menjelang Lebaran, Pemprov Jatim sering mengalami kewalahan mengendalikan harga dan distribusi komoditi bawang merah dan cabe, karena tidak bisa mengintervensi dan dikuasai pasar.
    Tahun 2009, produksi bawang merah mencapai 251.360 ton, sedangkan prediksi konsumsi masyarakat mencapai 87.078 ton. Produksi cabe merah 2009 mencapai 57.388 ton, padahal konsumsi rumah tangga hanya 23.208 ton. Untuk cabe rawit produksinya 131.983 ton dan konsumsinya 69.026 ton.
Dikatakannya, bawang merah termasuk sayuran unggulan nasional yang belum banyak keragaman varietasnya, baik varietas lokal maupun varietas unggul nasional.  Hal ini disebabkan perbanyakan bawang merah dengan menggunakan umbi sehingga tidak terjadi segregasi maupun keragaman dalam varietasnya. 
Bawang merah  dikenal sebagai sayuran yang sangat fluktuatif harga maupun produksinya.  Ini terjadi karena pasokan produksi yang tidak seimbang antara panenan pada musimnya serta panenan di luar musim. Salah satu di antaranya disebabkan tingginya intensitas serangan hama dan penyakit terutama bila penanaman dilakukan di luar musim. Selain itu, bawang merah merupakan komoditas yang tidak dapat disimpan lama, hanya bertahan 3-4 bulan padahal konsumen membutuhkannya setiap saat.
Masalah utama usahatani bawang merah adalah tingginya resiko kegagalan panen terutama bila penanaman dilakukan di luar musim. Tingginya resiko kegagalan panen disebabkan karena adanya faktor pembatas dalam budidaya bawang merah, yaitu beratnya serangan hama dan penyakit yaitu hama.
Untuk komoditas beras, meski memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap inflasi namun jika dilihat dari tahun-tahun sebelumnya hal tersebut masih dinilai wajar, terutama pada Januari dan Februari karena belum memasuki masa panen. Pada Maret diperkirakan mulai panen, namun panen raya diprediksi pada April.
Tahun 2010, Jatim mentargetkan peningkatan produksi gabah kering giling (GKG) sebanyak 11,8 juta ton. Produksi GKG di Jatim tahun 2009 ini sekitar 11,096 juta ton dan tahun depan ditargetkan naik sebanyak 704 ton.
Dengan total produksi GKG sebesar 11,096 juta ton, maka produksi beras di Jatim sekitar 7,2 juta ton. Dari jumlah tersebut, Perum Bulog Divisi Regional Jatim mampu menyerap sebanyak 1,2 juta ton atau sekitar 16,6 persen.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait