Jumat, 29 Maret 2024

GANDENG UNIVERSITAS THAILAND, UBHARA LUNCURKAN "DOUBLE DEGREE"

Diunggah pada : 24 Februari 2010 9:33:44 3
thumb

Dengan menggandeng Raja Mangala University of Technology Thanyaburi (RMUTT) Thailand, Universitas Bhayangkara (Ubhara) Surabaya meluncurkan "double degree" (gelar ganda) ijazah yang diakui di dua negara Thailand dan Indonesia. Jalinan kerjasama ditandatangani Rektor Ubhara Drs Suharto SH MHum dan Presiden RMUTT Thailand Prof Numyoot Songthanapitak.
Pembantu Rektor (PR) I Ubhara Dr Budi Rianto MSi di kantornya Surabaya Rabu (24/2) mengataan, dalam naskah kesepahaman itu, disepakati perkuliahan selama tiga tahun di universitas asal dan perkuliahan setahun di universitas luar negeri untuk tiga program studi yakni teknik elektro, teknik sipil, dan manajemen. Selain itu, ada juga program studi lain yang disepakati untuk kerjasama, yakni ilmu hukum, namun bentuknya bukan “double degree” melainkan kerjasama riset.
Sebagai tidak lanjut naskah kesepahaman, Budi mengatakan Ubhara akan memulai pengiriman mahasiswa ke Thailand pada tahun ini, namun masih menunggu izin dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas). "Izin penyelenggaraan double degree dari Mendiknas  diatur dalam Permendiknas Nomor 26 Tahun 2007. Sekarang ini kami Jadi, kalau U to U (antar universitas) sudah nggak ada masalah, tapi kami masih menunggu izin pemerintah," katanya.
Ia mengungkapkan, Ubhara telah menyiapkan semua keperluan untuk menyambut mahasiswa RMUTT Thailand. Sebagai langkah awal Ubhara akan pengiriman dosen teknik untuk menempuh studi S3 di RMUTT Thailand "Saat ini kami masih menyiapkan kelas internasional yang mungkin akan terlaksana pada tiga tahun mendatang. Kami akan membuka kelas internasional dengan 20 mahasiswa," katanya.
Ditanya mengapa memilih menjalin kerjasama dengan universitas di Thailand, ia mengatakan keuntungan itu di antaranya adalah kemampuan berbahasa bagi mahasiswa (menggunakan bahasa Inggris, red), biaya hidup dan kuliah mahasiswa yang terjangkau, serta peluang kerja di Thailand cukup besar."Paling tidak ada dua bahasa yang dapat dipelajari mahasiswa kami, yakni Inggris dan Thailand. Kalau Bahasa Inggris mungkin akan menjadi bahasa pengantar kuliah, sedangkan Bahasa Thailand akan menjadi bahasa keseharian," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, mahasiswa Indonesia  yang nantinya menempuh studi di sana merupakan mahasiswa ke-enam yang kuliah di RMUTT setelah Jerman, China, Taiwan, Jepang, dan Amerika Serikat.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait