Sabtu, 20 April 2024

PRODUK CINA MEMBANJIR, TPS MANFAATKAN LAHAN TIDUR

Diunggah pada : 18 Februari 2010 16:40:51 6
thumb

Membanjirnya produk Cina akibat imbas berlakunya perdagangan bebas Asean-Cina Free Trade Agreement (AFTA) 2010, membuat PT Terminal Petikemas Surabaya (TPS) memperluas lahannya dengan memanfaatkan lahan tidur untuk kegiatan arus bongkar muat petikemas.
Humas PT TPS, Wara Djatmika, di Surabaya, Kamis (18/2) mengatakan, rencananya lahan tidur yang saat ini seluas 6 hektar bakal dimanfaatkan untuk meminimalisir penumpukan petikemas impor asal Cina. "Yang jelas perseroan masih melihat tren pergerakan arus bongkar muat peti kemas dan mungkin pertumbuhannya bisa dilihat selama kuartal pertama 2010," ujarnya
Menurut dia, pada kuartal pertama 2010 pertumbuhan pergerakan petikemas sangat signifikan. Karena itu, pihaknya berupaya memperluas lahan penumpukannya secara bertahap misalnya tahap pertama memakai lahan seluas 2 hektar untuk peti kemas ekspor.  "Estimasi daya tampung lahan tersebut bisa memuat 2000 TEUs," paparnya.
Wara Djatmika menambahkan, saat ini total lahan TPS yang aktif mencapai 38 hektar terdiri dari 29 hektar untuk internasional dan 9 hektar domestik. “Kapasitas di lahan internasionalnya yang aktif mencapai 22 ribu TEUs dalam sekali tampung dan kapasitas lahan domestik bisa mencapai 5700 TEUs,” tambahnya.
Untuk mewujudkan penambahan lahan itu, Wara menuturkan, pihak manajemen TPS akan merancang ulang tata letak lahan penumpukan peti kemas baik ekspor maupun impor. Rencananya lahan ekspor didekatkan dengan dermaga.
"Kami sengaja menempatkan dekat dermaga, sebab selama ini pergantian barang ekspor lebih cepat dibandingkan impor. Jika dilihat dari masa tinggalnya juga lebih singkat ekspor daripada impor," pungkasnya.
Selain itu, pada masa tinggal barang ekspor pada tahun tahun lalu dua hari dan impor enam hari. Sedangkan pada tahun 2008 lalu ekspor masa tinggalnya 3,3 hari dan impor 7,6 hari. Tren pertumbuhan arus barang di Terminal Petikemas Surabaya samakin membaik. Hal ini terlihat dari realisasi di bulan Januari 2010 yang mengalami lonjakan yang cukup besar dibanding periode yang sama tahun 2009.
Pada Januari 2010, tercatat arus barang impor mencapai 38.690 Teus dan arus barang ekspor mencapai 42.335 Teus. Realisasi 2009 di periode yang sama untuk arus barang impor mencapai 31.327 Teus dan arus ekspor mencapai 29.328 Teus. Sedangkan, pada Januari 2008, arus barang Impor di TPS tercatat mencapai 38.443 Teus dan ekspor mencapai 39.073 Teus. "Peningkatan terbesar terjadi pada arus barang ekspor. kami berharap, tren ini akan terus meningkat hingga 2010 ini,” ujarnya.
Perjanjian ACFTA ini, menurut Wara, ternyata mampu meningkatkan volume produk Cina di Tanjung Perak Surabaya secara signifikan. Jumlah kedatangan kontainer dari Cina selama Januari 2010 ini di dermaga PT TPS meningkat hingga 122,31 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Kalau jumlah kapal, pada bulan pertama tahun ini, ada enam kapal yang sandar.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait