Rabu, 24 April 2024

PASURUAN MILIKI LAHAN GANDUM TERLUAS

Diunggah pada : 4 Februari 2010 15:16:45 1533
thumb

    Kabupaten Pasuruan memiliki areal lahan gandum terluas di Jatim. Data Dinas Pertanian Jatim menyebutkan, di Pasuruan memiliki lahan gandum seluas 100 hekatare (ha) dengan produktivitas mencapai 3,5 ton/ha.  
    Kepala Bidang Tanaman Pangan Distan Jatim, Ir Nur Falaqi di kantornya, Kamis (4/2) mengatakan, sentra pengembangan gandum di Pasuruan berada di Tosari dan Puspo. Gandum tersebut kualitasnya lebih baik dibanding gandum India, tempat asal bibit gandum yang diimpor Indonesia.
    Gandum di Pasuruan menghasilkan sekitar 3,5 ton per hektare, sedangkan India hanya 2,5 ton per hektare. Dari luas 100 hektare, diperkirakan setiap hektarenya menghasilkan 1,5 hingga 2 ton benih gandum. Hasil ini sudah melebihi kebutuhan nasional sebesar 150 ton. Sedangkan dari benih yang tersisa berupa gandum seluruhnya akan dibeli Bogasari dengan harga Rp 1.750 per kilogram.
Rencananya, Pasuruan akan menyebarkan bibit gandum varietas Nias dan DWR 162 mulai Januari 2005 ke 17 provinsi di Indonesia.
Setelah Pasuruan, daerah lain di Jatim yang memiliki lahan gandum yakni Kabupaten Probolinggo seluas 25 ha, Malang seluas 24 dan Lumajang seluas 5 ha. 
    Menurutnya, tanaman gandum tidak gampang tumbuh pada semua jenis lahan. Tanaman tersebut bisa tumbuh dan berkembang pada topografi tanah perbukitan yang tinggi dan memiliki hawa yang dingin. ”Jadi wajar jika di Jatim tanaman tersebut dapat tumbuh di Tosari Pasuruan dan Pujon Malang, karena dua daerah tersebut berada pada topografi yang tinggi,” tuturnya.
    Prospek pengembangan tanaman gandum memiliki nilai ekonomi yang cukup menggiurkan. Hingga saat ini kebutuhan gandum Indonesia masih banyak dicukupi dari impor.
Data Badan Ketahanan Pangan Jatim, menyebutkan konsumsi gandum oleh masyarakat per tahun mencapai 14 kg per tahun per kapita. Konsumsi tersebut akan terus meningkat seiring makin bertambahnya jumlah penduduk, sedangkan tanaman ini hanya bisa tumbuh pada daerah milik iklim sub tropis.
    Pada masa yang akan datang, impor diprediksi akan naik seiring dengan semakin membaiknya tingkat pendapatan masyarakat. Akan lebih banyak penduduk yang mengonsumsi mi instan, roti, kue, dan sebagainya. Di samping untuk bahan baku roti tepung terigu juga untuk mi instan yang mencakup 80 persen penggunaannya.
Total impor ini terus naik setiap tahun, rata-rata 4 - 6 persen. Saat ini, hanya empat pengimpor resmi gandum di Indonesia, yaitu PT Bogasari Flour Mills, Sri Boga, Pangan Mas, dan Eastern Pearl.
    Sebelumnya diberitakan, pengembangan tanaman gandum di Tosari salah satu di antaranya adalah mendapat bantuan dari Jepang. Jepang mengembangkan tanaman tersebut di Indonesia mencapai 300 hektare (ha). Dari rencana tersebut, terbagi di dua lokasi, yakni di Kopeng Jawa Tengah 150 ha dan Nongko Jajar seluas 150 ha tepatnya di Tosari. (jal/s)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait