Kamis, 25 April 2024

RUDENIM PERAK KEJAR TUJUH IMIGRAN GELAP ASAL IRAN

Diunggah pada : 4 Februari 2010 15:15:31 6
thumb

Kantor Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Tanjung Perak, kini tengah bergerak ke tiga kab/kota di Jawa Timur, Surabaya, Pasuruan, dan Jombang, untuk mencarai para imigran tahanan asal Iran yang kabur Selasa (19/1) lalu.
Kepala Rudenim Tanjung Perak, Surabaya, Djarot Sutrisno, SH, M saat dikonfirmasi, Kamis (4/2), mengatakan, tiga daerah itu terdapat beberapa perkampungan yang menjadi komunitas timur tengah. Di komunitas itu, para deteni (tahanan imigran,red) akan mudah menyamar dan bersosialisasi dengan warga setempat.
Sebelumnya rudenim telah menyisir kawasan Ampel, Surabaya. Namun sudah sepekan ini belum juga mendapat hasil. “Sekarang, kita coba perluas pencarian sampai ke beberapa daerah di Jatim yang memiliki perkampungan komunitas timur tengah,” ujarnya.
Menurutnya, selain di kawasan Ampel, kawasan Masjid Mujahidin Surabaya juga menjadi lokasi yang paling mendapat sorotan. Namun, kedua titik itu belum ada kejelasan keberadaan mereka.
“Kalau Tretes Pasuruan dicurigai, karena juga ada komunitas arab seperti Ampel Surabaya. Begitu juga di kawasan Tugu, Jombang,” kata Djarot.
Pihaknya tidak bisa memprediksi kepastian penangkapan para imigran yang kabur dengan menjebol sel tahanan. Sebab penanganan para deteni berbeda dengan pencarian tahanan atau napi pada umumnya. “Memang harus sabar dan tidak bisa dilakukan dengan cara-cara seperti napi pada umumnya,” ungkapnya
Seperti diberitakan sebelumnya, sembilan imigran asal Afghanistan yang ditahan Rudenim Tanjung Perak, Surabaya kabur, Selasa (19/1) lalu.  Di antara mereka, dua orang berhasil kembali diamankan petugas Rudenim bersama petugas KP3 Tanjung Perak.
Mereka yang saat ini dalam pengejaran petugas adalah, Qurban Ali, Shahcaman Ghulam Nabi, Ahmad Shah, Sid Sijjat, Ghulam Reza Haidari, Muhammad Reza dan Izzat Ali. Sedangkan yang kembali tertangkap adalah, Muhammad Alam dan Ibrahim Ali Jan, yang terjerembab dari genting Rudenim saat akan kabu
Menurut Djarot, idealnya satu orang penjaga mengawasi lima tahanan dalam sehari. Sementara Rudenim Tanjung Perak hanya ada sembilan staf termasuk dia. Jumlah tahanannya sebanyak 16 orang.
Dari Kesembilan staf itu, dua penjaga bergantian piket seminggu sekali dalam waktu 1 x 24 jam. Sedangkan lima staf lainnya merupakan staf perempuan bagian kantor. ”Jadi, mana mungkin efektif dan bisa bekerja maksimal,” katanya.
Kini dia juga menyebar brosur daftar pencarian orang (DPO) dan berkoordinasi dengan ke KP3, Polwiltabes, Polda Jatim serta aparat TNI untuk membantu penangkapan. (pca/s)
------------------

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait