Selasa, 16 April 2024

PEMPROP TERUS BERDAYAKAN PANTI LANSIA SWASTA

Diunggah pada : 4 Februari 2010 14:33:22 204
thumb

  
    Pemerintah Propinsi Jatim melalui Dinas Sosial Jatim terus memberdayakan panti-panti lansia swasta yang dikelola oleh organisasi masyarakat maupun organisasi sosial melalui yayasan maupun secara individu. Pemberdayaan tersebut di antaranya koordinasi dalam upaya pelatihan penanganan lansia selama menghuni panti.
    Kepala Dinas Sosial Jatim, Drs Fahrur Rozi Syata di kantornya, Kamis (4/2) mengatakan, para lansia yang menghuni panti biasanya tidak mempunyai keluarga yang bisa merawatnya pada usia senja. Tetapi ada juga penghuni panti yang berasal dari keluarga yang mampu, yang karena kesibukan atau ketidak mampuan merawat orang tua yang lansia, kemudian menitipkan orang tuanya di panti.
Menghadapi kenyataan tersebut, perlakuan yang diberikan oleh pengurus ataupun pengelola panti juga harus berbeda, sesuai latar belakang mereka masuk ke panti.
    Pemberdayaan yang dilakukan pemerintah di antaranya dengan memberikan pelatihan-pelatihan tentang tatacara merawat serta memberikan ketrampilan yang layak dikerjakan oleh para lansia. ”Inti dari pelatihan tersebut yakni bagaimana membuat penghuni panti seolah tinggal dengan keluarganya,” katanya.
    Dikatakannya, di Jatim terdapat 44 panti yang dikelola oleh swasta. 20 di antaranya selalu memberikan laporan secara periodik tentang perkembangannya, yakni Panti Hargo Dedali di Surabaya yang kini merawat 50 lansia, Panti Surya di Surabaya merawat 79 lansia, Panti Senja Usia di Undaan Surabaya merawat 34 lansia, Panti Menanti Kasih di Lamongan 41 lansia, Panti Werdha Bhakti Luhur Malang merawat 30 lansia, Panti Werdha Bakti Luhur merawat 86 lansia, dan Panti Famili di Surabaya yaang merawat 12 lansia.
    Di panti swasta banyak penghuni yang berasal dari keluarga mampu, namun bukan karena anak-anaknya tidak mampu merawat, tetapi penduduk lansia itu ingin bergabung dengan sesama lansia lain. dan secara sukarela untuk beberapa waktu “beristirahat” dan  bergabung dengan para lansia lain.
    Dari kenyataan tersebut maka pengelolaan panti harus disesuaikan dengan kualitas sumber daya manusia para lansia. Adanya kesan bahwa penghuni panti adalah mereka yang selama ini hanya memberikan beban maupun orang-orang yang tidak memiliki sanak famili atau keluarga, hal itu harus dihindari. Karena kenyataannya sudah berbeda.
    Hingga saat ini, dari 7 panti sosial untuk lanjut usia yang dimiliki Pemprop Jatim dengan kapasitas huni 865 orang, saat ini 852 orang telah menghuni panti tersebut. Di dalam panti tersebut mereka juga mendapatkan pelatihan-pelatihan, serta ketrampilan untuk mengisi hari akhir mereka. Semua kegiatan tersebut dilakukan untuk mengisi sisa usia mereka agar tetap produktif.      
    Dikatakannya, selain diberikan ketrampilan, Dinsos juga mengisi aktivitas keseharian mereka dengan berbagai kegiatan sosial keagamaan. Mereka juga mengikuti berbagai macam diskusi keagamaan sesuai dengan agama yang mereka anut.
    Dinas Sosial juga telah menyiapkan makam khusus bagi lansia yang sudah tidak memiliki anggota keluarga. Jika mereka meninggal dan tidak ada keluarga yang mengurus, pemerintah akan memakamkan mereka pada pemakaman tersebut.
Ketua Yayasan Gerontologi Abiyoso Jatim, H. Trimarjono, SH mengatakan, keberadaan lansia sebagai bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara, haruslah menjadi satu titik perhatian yang harus dikembangkan dalam pelaksanaan program pembangunan, di samping perekonomian pada aspek pembinaan, keharmonisan, sehingga tercapai keselarasan hidup.
     Dalam pelayanan terhadap para lansia ada 8 macam di antaranya agama dan mental spiritual, kesehatan, kesempatan kerja, pendidikan dan pelatihan, bantuan dan perlindungan sosial.”Ini semua harus didukung dan dilaksanakan oleh Kabupaten/Kota yang ada, “harapnya. (jal/t)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait