Sabtu, 20 April 2024

BPLS AKAN TAMBAH ENAM POMPA BARU

Diunggah pada : 3 Februari 2010 14:38:48 0
thumb

Badan Pelaksana (Bapel) Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) pada pertengahan bulan ini akan menambahkan enam unit pompa untuk mengalirkan lumpur dari kolam penampungan menuju Kali Porong. Selama ini hanya empat unit pompa yang dioperasikan.
Humas Bapel BPLS, Akhmad Kusairi, saat dikonfirmasi, Rabu (3/2), mengatakan, penambahan pompa itu untuk memaksimalkan pengaliran lumpur menuju Kali Porong. Penambahan pompa ini sudah dilakukan dua kali. Pertama pada akhir Januari lalu, sebanyak dua unit, selanjutnya enam unit pompa ditambahkan pada pertengahan Februari nanti.
Menurutnya, penambahan ini dilakukan karena tidak cukup hanya empat unit pompa untuk memaksimalkan aliran lumpur. Karena, dari pengoperasian 4 unit pompa selama ini, hanya bisa mengalirkan luapan lumpur ke Kali Porong kurang dari sepuluh persen saja.
Sebelumnya, pengaliran lumpur ditangani Bapel BPLS bersama PT. Minarak Lapindo Jaya (MLJ). Saat itu jumlah pipa sedot lumpur yang digunakan sebanyak 14 unit. Namun, setelah Lumpur Sidoarjo ditetapkan sebagai bencana alam, hanya empat pompa yang di operasikan.
Akibatnya, mengoperasikan empat pompa tidak bisa dilakukan secara maksimal karena selain jumlah pompa yang tidak memadai, arah, luberan lumpur pun cenderung mengarah ke utara dan timur. Sementara, posisi Kali Porong berada di sebelah Selatan yang posisinya cenderung lebih tinggi dibandikan dengan kolam penampungan.
Selain mengalirkan lumpur ke Kali Porong, Akmad Kusairi menjelaskan pihaknya saat ini juga konsentrasi pada penanganan tanggul yang kritis akibat tergerus hujan.
"Karena, tanggul penahan lumpur tersebut tidak difungsikan sebagai tanggul penahan air sehingga potensi terjadi jebolnya tanggul sangat besar," katanya.
Menurutnya, jika tanggul penahan lumpur tersebut dibuat dari beton maka kemungkinan jebol bisa diminimalisir. "Tapi kendala lain juga muncul, yaitu adanya penurunan tanah di kawasan tersebut. Dimana jika penurunan tanah terjadi, maka tanggul beton yang dibangun akan rusak dan tidak bisa digunakan lagi," katanya.
Oleh sebab itu, lanjut dia, BPLS saat ini akan terus memantau kondisi tanggul-tanggul yang mengalami penurunan dan di perbaiki dengan menguruk sirtu.
Ia menjelaskan, BPLS saat ini juga dihadapkan pada persoalan munculnya patahan di kolam penampungan sepanjang 700 meter. "Saat ini baru meneliti soal dampak yang akan ditimbulkan dari patahan yang tampak dari perbedaan penurunan tanah pond utara dan selatan," ujarnya.
BPLS hanya bisa mengoptimalkan pembuangan lumpur ke Kali Porong. Ini untuk mengurangi beban dan juga konsentrasi lumpur yang sudah mengendap dan memenuhi pond-pond Renokenongo dan Kedungbendo.(raa/s)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait