Kamis, 25 April 2024

SEBANYAK 700 UNGGAS DI PAMEKASAN DIDUGA TERINFEKSI FLU BURUNG

Diunggah pada : 28 Januari 2010 15:50:41 3
thumb

Sebanyak 700 ekor unggas di Pamekasan diduga terinfeksi flu burung. Dari jumlah itu, 270 ekor dinyatakan positif terinfeksi oleh Dinas Peternakan Pameksan. Sedangkan 430 ekor lainnya gagal diperiksa karena telah dikubur pemiliknya terlebih dahulu.
Kepala Bidang Kesehatam Hewan Dinas Peternakan (Disnak) Jatim, Drh Emillia saat dikonfirmasi, Kamis (28/1) mengatakan, hingga pekan ini, sudah ada laporan dari Disnak Pamekasan tentang 700 ekor unggas yang mati secara mendadak. Untuk 270 ekor unggas yang dinyatakan positif adalah milik Yuni Astutik warga RT 01 RW 06 Dusun Kebun, Pamekasan. Sedangkan 430 ekor milik Syair warga RT 03 RW 05 warga Dusun Kwanyar Desa Pademawu Timur Kecamatan Pademawu Pamekasan, belum sempat diperiksa Disnak Pamekasan karena telah dikubur pemiliknya. “Belum diketahui hasilnya apakah positif terinfeksi flu burung atau tidak. Tetapi ciri-ciri kematian unggas itu sama dengan ciri-ciri unggas yang terinfeksi flu burung,” ungkap Emillia.
Berdasarkan laporan yang diterima, petugas sampai di lokasi ternyata semua unggas itu telah dikubur oleh pemiliknya, dan laporannya baru disampaikan ke Dinas Peternakan pada Selasa (26/1). Unggas yang dilaporkan mati mendadak dan berjumlah sebanyak 430 ekor itu, memang jenis itik sebanyak 400 ekor dan ayam kampung sebanyak 30 ekor.
Menurut Emillia, unggas milik Syair, mulai mati sejak 16 hari lalu. Pemiliknya langsung mengubur di lahan mereka setiap ada unggas yang mati.  Syair menduga, matinya ratusan unggas jenis itik miliknya karena flu burung. Hal itu karena gejalanya sama seperti gejala ayam petelur milik tetangga kampungnya yang juga mati mendadak dan dinyatakan positif terserang flu burung, yakni mengeluarkan cairan dari mulutnya, kejang-kejang, dan akhirnya mati.
Menurut Emilia, jika terjadi unggas mati mendadak, seharusnya pemilik segera melaporkan ke disnak, agar segera dilakukan tes cepat untuk mengetahui apakah benar unggas itu terkena flu burung. Selanjutnya dari hasil tes, diketahui positif flu burung, petugas segera mengubur semua unggas beserta semua alat pakan dan pakannya dalam tanah dengan kedalaman 1,5 meter. Setelah itu, dilakukan penyemprotan disinfektan atau insektisida pada kandang dan di sekitarnya, agar kandang terbebas dari virus H5N1 dan juga untuk membunuh lalat sebagai salah satu perantara virus.
Upaya lain, yaitu meningkatkan kepedulian masyarakat dengan pemberian informasi, komunikasi, dan edukasi seputar flu burung. Salah satunya adalah sosialisasi pentingnya mencuci tangan setelah melakukan kontak dengan unggas, anjuran untuk jangan mengkonsumsi unggas yang sakit atau mati, dan jangan membuang unggas mati sembarangan. Langkah yang tepat adalah melaporkan ke petugas mantri hewan.
Disnak juga melakukan pengetatan terhadap lalu lintas distribusi unggas. Apabila akan mengirim unggas keluar daerahnya, harus melakukan penyemprotan vaksinasi. “Seluruh wilayah di Jatim adalah daerah endemis Flu burung,”terangnya. (raa/p*)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait