Sabtu, 20 April 2024

METODE SRI, TINGKATKAN PRODUKTIVITAS PADI

Diunggah pada : 21 Januari 2010 13:25:31 30
thumb

Metode SRI (System of Rice Intensification) merupakan teknik budidaya padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi, yakni dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Probolinggo, Hasyim Ashari pada JNR, Kamis (21/1) mengatakan, metode SRI ini merupakan salah satu terobosan untuk menjawab sebuah tantangan. Selama ini biaya yang digunakan untuk sekali tanam sangat mahal, tetapi hasil panennya sedikit. Dengan menggunakan metode SRI biaya yang digunakan sedikit, tetapi produktivitas yang dihasilkan lebih meningkat.
Menurut Hasyim, metode SRI ini juga dapat menjawab tantangan kekurangan air. Sebab metode SRI mampu menghemat pemakaian air. Apalagi selama ini ketersediaan air di beberapa daerah semakin lama semakin sulit.
“Banyak warga yang suka menebang pohon di hutan, akan tetapi malas untuk menanaminya lagi. Sehingga kandungan air di dalam tanah terus berkurang. Metode SRI mampu menjawab tantangan kekurangan air,” jelas Hasyim.
Hasyim mengharap pada masyarakat untuk menggalakkan kembali penggunaan pupuk organik bagi tanaman pertaniannya. “Galakkanlah penggunaan pupuk organik. Selain itu, saya minta kepada petani untuk tidak puas dulu dengan apa yang telah diraih selama ini. Tantangan ke depan masih banyak. Sampaikanlah keberhasilan ini kepada seluruh anggota kelompok dan petani lain. Sehingga mereka juga dapat merasakan keberhasilan dari metode SRI ini,” ungkap Hasyim.
Sementara Kepala UPTD Wilayah VI pada Dinas Pertanian Yahyadi menjelaskan, penanaman padi dengan menggunakan metode SRI memiliki sejumlah keunggulan di antaranya tanaman hemat air, hemat biaya, tidak butuh biaya pencabutan bibit, tidak butuh biaya pindah bibit serta hasilnya melimpah.
Selain itu, biaya tanamnya lebih murah dan waktu semainya lebih cepat. “Biaya semai dan tanam metode SRI mencapai Rp. 739 ribu. Biaya ini lebih murah dari pada metode konvensional yang mencapai Rp. 1.235.000. Artinya dengan metode SRI kita bisa menghemat biaya sebesar Rp. 496 ribu,” ujar Yahyadi.
Menurut Yahyadi, jika menggunakan metode konvensional, benih yang dibutuhkan bisa mencapai 40 Kg per hektar. Tetapi dengan menggunakan metode SRI, benih yang dibutuhkan hanya sekitar 6 Kg per hektar.
“Produktivitas hasil pertanian dengan metode SRI mencapai 9,72 ton per hektar. Hasil ini ada peningkatan sebesar 3,02 ton per hektar dibandingkan dengan metode konvensional yang hanya mencapai 6,7 ton per hektar. Diharapkan metode SRI ini mampu meningkatkan kesejahteraan para petani,” jelas Yahyadi. (ern/j)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait