Jumat, 19 April 2024

Rencana Bangun Pabrik Gula ;PETANI MINTA PEMERINTAH PROTEKSI HARGA SAAT SWASEMBADA GULA

Diunggah pada : 21 Januari 2010 12:58:53 8
thumb

Petani tebu meminta pada pemerintah memikirkan tentang kebijakan proteksi harga jika program swasembada gula sudah tercapai. Permintaan ini menyikapi rencana pemerintah yang akan membangun 25 pabrik gula (PG) yang empat diantaranya akan dibangun di Jatim.
 Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat (APTR) PTPN X, Kadar Oesmadi di kantornya, Kamis (21/1) mengatakan, proteksi harga harus dipikirkan pemerintah, sebab jika hal itu diabaikan kembali, petani yang dirugikan. Selama ini, naiknya harga gula di pasar, petani gula tidak banyak meraup keuntungan. Ini karena, gula sudah dilepas sejak pasca produksi dengan mengikuti harga pemerintah melalui sistem lelang. ”Jika proteksi nantinya diabaikan, kemungkinan besar petani akan beralih pada komoditas lain yang lebih menguntungkan,” katanya.
 Selain melakukan proteksi, bersamaan dengan realisasi pembangunan PG, pemerintah juga harus mengimbangi dengan pemberdayaan petani. Pemberdayaan yang dimaksud adalah dalam upaya memastikan pada petani soal ekspansi pengembangan lahan tebu. Jangan sampai adanya PG baru, ternyata yang menguasai areal tebu adalah petani besar atau yang bermodal.
 Produksi tebu yang tercapai juga menurun dari angka transaksi. Dalam setiap hektarenya angka yang dicapai 84.9 ton/ha dari 85.56 ton/ha. Produktivitas tersebut akibat adanya pengaruh perubahan iklim atau global warming, akibatnya tanaman mengalami stagnan dan mengalami pembungaan. Khusus varietas BL disamping mengalami pembungaan juga mengalami kompong atau gabus, hal ini menyebabkan penurunan produksi 35% terutama di PTPN XI dan PT RNI.
 Empat PG baru yang akan dibangun, antara lain PT Rosan Kencana Perkasa potensi lahan 19.000 hektar kapasitas 6.000-8.000 TCD yang berlokasi Mojokerto, PT Gemilang Unggul Luhur Abadi potensi lahan 21.000 hektar kapasitas 6.000-8.000 TCD di Tuban, PT Duta Plantation Nusantara potensi lahan 10.000 hektar kapasitas 6.000 TCD di Malang, dan PT Industri Gula Terpadu potensi lahan 12.000 hektar berkapasitas 4.000 TCD berlokasi di Banyuwangi. Pembangunan empat PG tersebut akan meningkatkan produksi gula nasional pada 2014  dari 2,6 juta ton gula menjadi 4,8 juta ton.
 Ditambahkannya, selain membangun PG baru, kegiatan revitalisasi PG di Jatim juga harus diperluas. Meski sampai saat ini petani belum banyak merasakan bertambahnya keuntungan terkait revitalisasi PG tersebut karena masih rendahnya nilai rendemen. Namun, revitalisasi harus terus dilanjutkan pemerintah melaui pendanaan sindikasi perbankan.
Revitalisasi yang kini sedang dilakukan pada PG di Jatim, antara lain dilaksanakan di PG Semboro, PG Djatiroto, PG Watoetoelis, PG Gempol Krep, PG Pesantren Baru dan PG Ngadirojo. Selain program revitalisasi, akan dilakukan pula program pemantapan yaitu optimalisasi produksi dengan peningkatan utilisasi faktor-faktor produksi yang sudah ada.
 Tahun 2009, luas areal yang tercapai dalam pengembangan tebu di Jatim mencapai 92.95% dari angka 202,904.01 ha dan hanya terealisasi 188,604.541 ha. Tidak terpenuhinya target tersebut akibat adanya peralihan areal dari komoditi tebu ke jagung terutama di PTPN XI wilayah timur. Sebagian tebu giling ditebang dijadikan tebu bibit keluar Jatim khususnya di wilayah Kabupaten Madiun.
 Sementara itu, dari angka transaksi pada Maret, produksi gula ditargetkan mencapai 1,429,906.57 ton terealisasi 1,091,050.57 ton. Untuk produktivitas tebu dari angka transaksi sebesar 84.90 ton/ha hanya terealisasi 78.15 ton/ha. (jal/p)

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait