Sabtu, 20 April 2024

AJANG JSCC 2009 MUNCULKAN ATLET SPYDERKIDS BARU

Diunggah pada : 29 Desember 2009 16:31:15 4
thumb

Munculnya bibit atlet pendatang baru yang tampil di lomba kategori Lead (kesulitan) spyderkids pada ajang Kejuaraan Panjat Tebing Piala KONI 2009, 26-27 Desember, dapat dijadikan sebagai tantangan bagi Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kota Surabaya untuk segera berbenah diri dalam menyiapkan pembinaan atlet khususnya dikelompok usia 8-13 tahun.
“Hadirnya kekuatan atlet muka baru diantaranya dari Kediri, Probolinggo, Gresik, Blitar, Lamongan, dan Malang, di ajang  Junior Sport Climbing Competition (JSCC) 7/ 2009 ini, membuat persaingan antar pemanjat dikelompok spyderkids semakin solid,” sebut Ketua Bidang Pembinaan Prestasi (Binpres) FPTI Kota Surabaya, Nur Cahyo, ketika ditemui di Surabaya, Selasa (29/12).
Cahyo mengatakan, suksesnya prestasi itu tidak lepas dari adanya upaya pembinaan atlet yang berjenjang dan berkesinambungan yang dimulai dari sejak usia dini. Dari potensi kemampuan para atlet inilah yang nantinya dapat dijadikan sebagai penganti prestasi dari para seniornya.” Kederisasi atlet itu penting dan harus dilakukan sebab munculnya para atlet pendatang baru sekaligus dapat diharapkan untuk membantu dalam meningkatkat regenerasi pemanjat . Bagaimanapun dengan meningkatnya serta hadirnya para atlet pendatang baru harapannya setiap daerah semakin terpacu dan termotivasi dalam membina para atletnya,” tuturnya.       
Disebutkan, antusias jumlah peserta yang tampil di kejuaraan panjat tebing Piala KONI Surabaya 2009 , sebanyak 105 pemanjat dengan rincian 48 atlet spyderkids dan 57 atlet junior. “Jumlah peserta yang hadir ditargetkan sekitar 80 pemanjat diajang event Junior Sport Climbing Competition (JSCC) 7 ini, namun apa boleh buat animo peserta dari daerah yang mendaftar semakin meningkat dan bahkan melebihi dari jumlah peserta yang ditargetkan. Apalagi peningkatan jumlah peserta khususnya dikelompok spyderkids maka hal itu terbukti antusias pembinaan pemanjat yang ada di daerah kekuatannya semakin merata,” ujarnya.
Ditambahkan, pembinaan atlet di daerah diakui mampu berkembang pesat seiring dengan dibangunnya sarana fasilitas dinding panjat. Sebab dengan adanya keberadaan dukungan sarana wall yang dipunyai sendiri akan mampu menjadikan program latihan atlet tetap berjalan. “lain bedanya dengan latihan yang kita berikan kepada pemanjat puslatcab Surabaya yang selama ini selalu berpindah-pindah tempat sehingga hal inilah yang membuat para atlet tidak terfokus pada grett (nila jalur panjat yang berbeda) yang akhirnya dapat mempengaruhi penampilan anak didiknya,” sebutnya.
Cahyo berharap agar KONI Kota Surabaya dapat membantu untuk merealisasikan pembangunan dinding panjat untuk FPTI Surabaya sehingga dengan adanya wall sendiri tersebut dapat mampu menjadikan kemampuan serta kekuatan pemanjat Kota Pahlawan tetap berprestasi dan berjaya baik di event Nasional maupun Internasional.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait