Rabu, 24 April 2024

PENGERUKAN KOLAM LABUH PELABUHAN TAMPERAN DIGARAP 2010

Diunggah pada : 3 Desember 2009 15:10:12 57
thumb

Untuk mengurangi sedimentasi atau pendangkalan pada kolam labuh di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Tamperan Pacitan, telah dibangun breakwater atau pemecah ombak sepanjang 210 meter. Namun, agar kapal berbagai ukuran dapat berlabuh, maka masih perlu dilakukan pengerukan kolam labuh seluas lima hektare dan direncanakan digarap pada 2010 mendatang.Kasi Prasarana dan Penangkapan Dinas Perikla Jatim, Joko Rijanto di Tunjungan Plaza Surabaya, Kamis ( 3/12) menjelaskan, prinsipnya kini kolam labuh memang dapat digunakan untuk operasional kapal. Namun, karena terjadinya sedimentasi maka pengerukan tetap harus dilakukan agar kapal tidak kandas.Ia menuturkan, kondisi kolam labuh saat ini terus terjadi pendangkalan akibat sedimentasi sehingga kapal berukuran besar susah masuk ke kolam labuh. Posisi pelabuhan yang berada di selatan Jawa atau berbatasan langsung dengan Samudera Hindia juga berpotensi terjadi gelombang atau ombak besar.Sebelumnya, pihaknya juga telah mengupayakan pengerukan kolam labuh untuk mengurangi sedimentasi. Namun begitu selesai dikeruk, biasanya dalam waktu yang tidak lama pasir yang terbawa arus akan kembali masuk ke kolam. ”Jika kini breakwater selesai dibangun, sehingga ombak yang membuat sedimentasi pada kolam labuh akan berkurang dan dengan dilakukan pengerukan kolam labuh sangat efekstif,” tuturnya.Sementara itu, mengenai prediksi anggaran yang dibutuhkan, kini pihaknya masih belum bisa memastikan jumlahnya. Namun, yang pasti anggaran diajukan melalui APBD Jatim 2010.Jika kondisi kolam sudah benar-benar memenuhi persyaratan, pihaknya optimistis jumlah kapal yang berlabuh akan bertambah. Pasalnya, kapal-kapal penangkap ikan tidak bisa merapat ke dermaga secara langsung karena dipastikan kandas. Sehingga, mereka harus mengeluarkan biaya tambahan untuk ongkos angkut. Belum lagi mutu ikan yang turun karena sudah dalam kondisi rusak.Sejauh ini, lanjut Joko, pelabuhan yang dibangun sejak 2003-2007 dan sudah diresmikan oleh persiden ini membutuhkan dana sebesar Rp 130 miliar. Adapun realisasi dana yang telah diperoleh, yakni dari APBN sebesar Rp 61,37 miliar (73,05%), APBD provinsi Rp 12,88 miliar (15,33%), dan APBD Kab Pacitan sebesar Rp 9,75 miliar (11,60%). Sehingga kekurangan anggaran sekitar Rp 4 miliar.Seperti diketahui, pelabuhan yang terletak pada 080 13, 38’ 30” LS dan 1110 04,28’ 02” BT ini memiliki kolam labuh seluas 4,5 ha dengan kedalaman -1 m s/d -3 m dari permukaan air terendah dan ini dilakukan oleh Dinas Perhubungan Jatim dari proses pengerjaan hingga pendanaannya.Untuk sistem sandaran kapal, pelabuhan ini menggunakan dermaga model caisson sepanjang 210 m dan memiliki SPBN (BBM-solar) dengan kapasitas tangki 16 kiloliter, serta tendon air tawar dengan kapasitas 27 m3. Selain itu, akan dibangun juga fasilitas bengkel, galangan kapal, tempat pelelangan ikan, gudang garam, dan ground resevoir.Beberapa bangunan utama dan pendukung lainnya juga telah berdiri di areal pelabuhan ini, seperti tempat pelelangan ikan (TPI), stasiun pengisian bahan bakar khusus nelayan (SPBN), gudang jaring, dermaga, kantor, dan lain sebagainya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait