Jumat, 19 April 2024

GARAP APBS, PELINDO III - PEMPROV BENTUK UNIT BISNIS

Diunggah pada : 3 Desember 2009 14:27:57 4
thumb

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi (Pemprop) Jatim berencana untuk membentuk anak perusahaan baru. Tujuannya, untuk menggarap proyek pelebaran dan pendalaman Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS). Direktur Operasi Pelindo III, Faris Asagaf, di Surabaya, Kamis (3/12) mengatakan. anak perusahaan baru tersebut diilhami oleh anak perusahaan sejenis yang telah berdiri sebelumnya, yakni PT Ambang Barito Nusapersada. Perusahaan ini merupakan joint venture dengan Pemprov Kalimantan Selatan (Kalsel) di dalam pengelolaan alur Sungai Barito, yang merupakan alur penting menuju ke Pelabuhan Trisakti, Banjarmasin. “Arah kita memang ke sana,” ujarnya.Menurut Faris, untuk mewujudkan keseriusan itu, Pelindo telah melakukan pertemuan beberapa kali dengan Pemprov Jatim sebagai upaya untuk membentuk kerangka perusahaan baru tersebut. Salah satu upayanya adalah menggandeng salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemprov Jatim. Caranya adalah memunculkan alternatif skema pembiayaan lewat joint venture company. Namun, sinergi ini akan dikembangkan menjadi unit bisnis tersendiri yang khusus mengelola APBS. Bila nanti ada unit bisnis tersendiri, kata Faris, pengelolaan APBS akan menerapkan sistem channel fee. Artinya, kapal-kapal yang melewati alur ini akan dikenakan biaya atau fee seperti apa yang telah dilakukan di Barito. Menurut Faris, untuk menggarap proyek ini Pelindo III telah membentuk Satuan Tugas Proyek Pengembangan dan Pengelolaan APBS. Semantara total dana yang dibutuhkan untuk proyek tersebut terbilang tinggi. Sesuai kajian tahun 2001 dana pengerukannya 36,5 juta Dollar AS atau sekitar Rp 370 miliar,” katanya.Lebih lanjut dia menuturkan, jika sudah ada kesepakatan maka memungkinkan untuk pembentukan unit bisnis khusus. Tugasnya akan melakukan kajian dan membuka lelang untuk penggarapan proyek. Di sisi lain, mendorong Pelindo III bisa menggarap proyek tersebut adalah percepatan pemindahan pipa gas Kodeco.Dia menargetkan, tahun depan bisa memulai pengerjaan pelebaran dalam jangka waktu sekitar enam bulan. Selain pelebaran alur dari 100 meter menjadi 200 meter, pelebaran juga meliputi penambahan jalur dari satu menjadi dua jalur. "Di samping itu, kami mengeruk kawasan itu dari posisi sekarang 8,5 Lowest Water Sea (LWS) menjadi 12,5 LWS,” katanya.Implementasi rencana pelebaran ini, kata Faris, masih menunggu serangkaian tahap antara lain kajian teknis dan pemindahan pipa gas Kodeco yang melintang di perairan tersebut. "Karena pentingnya keberadaan alur tersebut bagi aktivitas perekonomian di kawasan Indonesia Timur, kami harap proyek ini segera selesai sesuai target," katanya.Proyek pengembangan tersebut, tambah dia, bisa menambah kapasitas alur untuk kapal yang melintas menjadi 58.000 unit kapal per tahun, dari kapasitas APBS sekarang hanya sekitar 27.000 kapal per tahun. "Jumlah itu sangat padat. Apalagi, diprediksi jumlah kapal domestik tumbuh signifikan," katanya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait