Rabu, 24 April 2024

ITS TAMBAH GURU BESAR BIDANG ELEKTRO, LISTRIK, DAN GEOFISIKA

Diunggah pada : 3 Desember 2009 14:08:33 16
thumb

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menambah tiga guru besar, yakni guru besar di bidang elektro, listrik dan geofisika. Ketiga guru besar, Prof Dr Ir Adi Soeprijanto MT dari Jurusan Teknik Elektro, Prof Ir Mochamad Ashari MEng PhD ahli bidang kelistrikan, serta Prof Dr Bagus Jaya Santosa sebagai ahli seismologi bidang geofisika. Dalam rilis Humas ITS, Kamis (3/12), Adi Soeprijanto mengatakan, Bagus Jaya Santosa dan Mochamad Ashari, Adi masing-masing dikukuhkan sebagai guru besar ITS ke-84, 85, dan 86. Mereka dikukuhan oleh Rektor ITS di Grha 10 Nopember ITS, Rabu (2/12). Dengan demikian, hingga saat ini jumlah guru besar yang dimiliki ITS sebanyak 86 orang.Dalam sambutan pengukuhannya, Rektor ITS Prof Ir Priyo Suprobo MS PhD menyampaikan, dengan penambahan tiga guru besar diharapkan ITS bisa menjadi perguruan tinggi yang semakin diperhitungkan di level internasional. ia berharap, ketiga guru besar tersebut bisa bersama-sama pemerintah provinsi mengembangkan potensi alam Jawa Timur, terutama panas buminya. “Pak Ashari membuat sistem pembangkit dan transmisinya, Pak Adi mengontrol efisiensinya, sementara Pak Bagus mengukur kandungan panas buminya. Itu sebagai wujud sumbangsih ITS untuk masyarakat,” ungkapnya.Selanjutnya, Mochamad Ashari yang juga Ketua Jurusan (Kajur) Teknik Elektro itu menyampaikan pidato ilmiah berjudul Aplikasi Prospek Pengembangan Elektronika Daya untuk Sector Eenergi,Iindustri, dan Transportasi. Ashari menjelaskan, mendesaknya penggunaan teknologi untuk reneweble energy, terutama yang memanfaatkan energi angin dan matahari.Menurut Ashari, potensi energi angin dan matahari di Indonesia sangat besar. Ini bisa dimanfaatkan dengan membangun pembangkit listrik skala rumah dengan memasang kincir angin dan solar sel. “Dengan demikian diharapkan akan mampu membantu memenuhi kebutuhan listrik di masyarakat,” ujarnya.Sedangkan Guru Besar Bidang kelistrikan, Adi Soeprijanto menyampaikan orasi ilmiah berjudul Desain Sistem Monitoring dan Kendali Terpadu untuk Mengoptimalkan Operasi Sistem tenaga Listrik, Sebuah Upaya Membangun Kemandirian. Dalam orasinya, Adi mengembangkan sebuah software untuk sistem kontrol produksi listrik. Software tersebut bisa memantau generator atau pembangkit yang kelebihan beban dan memberikan instruksi kepada operator di lapangan. Selain itu, juga bisa memantau transmisi listrik dalam skala besar. “Yang kita kontrol nantinya yang dalam skala besar, missal satu pulau atau antar pulau,” jelas Adi.Adi menambahkan, selama ini software yang digunakan masih buatan luar negeri, dan harganya mahal. ”Software yang kita buat ini lebih sederhana dan bisa menggabungkan dengan software yang berasal dari luar,” tuturnya. Selain itu, lanjut Adi, software ini juga bekerja untuk memantau efisiensi, sehingga bisa menjadikan biaya produksi listrik menjadi lebih murah.Sementara itu, Guru Besar bidang Geofisika, Bagus Jaya Santosa berorasi ilmiah dengan judul Kritik Atas Model Bumi Melalui Analisa Seismogram Tiga Komponen Simultan. Riset yang dikembangkannya mampu membuktikan fakta-fakta baru mengenai model bumi. Bagus menyampaikan selama ini penelitian seismografi kebanyakan hanya menggunakan gejala horisontal, atau pergeseran ke samping. Sementara metode yang dia kembangkan menggunakan seismogram tiga dimensi secara berkesinambungan, yang akan memberikan data lebih teliti terkait kondisi dari lapisan yang ada di bumi. “Dengan metode ini kita bisa memprediksi lokasi yang kemungkinan akan terjadi gempa, dan bisa memprediksikan lebih teliti kemungkinan terjadinya tsunami karena gempa, dan ini lebih baik dari BMkG,” ujar Bagus.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait