Kamis, 25 April 2024

KOBANGDIKAL CETAK PERWIRA ‘SPESIALIS’ PEPERANGAN RANJAU

Diunggah pada : 20 November 2009 14:22:22 21
thumb

Setelah mengikuti pendidikan selama empat bulan di Komando Pendidikan Operasi Laut (Kodikopsla) Komando Pengembangan dan Pendidikan TNI AL (Kobangdikal), 16 perwira muda TNI AL masing-masing enam orang berpangkat Kapten dan 10 orang berpangkat Lettu, dinyatakan layak menyandang predikat sebagai perwira ahli peperangan ranjau laut dan berhak atas Brevet Peperangan Ranjau. Dankodikopsla Laksamana Pertama TNI Toto Permanto melalui Kabagpen Kobangdikal Kapten Laut Agus Setiawan di Surabaya Jumat (20/11) mengatakan, waktu empat bulan itu sangat singkat, masih belum sepenuhnya dapat menerima pelajaran yang diberikan instruktur. Oleh sebab itu, Dankodikopsla meminta kepada mantan siswa peperangan ranjau untuk lebih kreatif dalam mencari bahan ajaran dan mengembangkan ilmu yang didapatkan, khususnya tentang peperangan ranjau. “Kursus yang kalian dapatkan beberapa saat yang lalu, tentunya masih banyak kekurangan yang para perwira rasakan, dan hal tersebut agar kalian jadikan pemicu untuk menggali pengetahuan tentang peperangan ranjau sesuai dengan perkembangan teknologi yang sangat dinamis,” ujar mantan Danlantamal Kupang itu.Untuk menghadapi tantangan yang lebih berat pada masa mendatang, lanjutnya, para perwira diharapkan telah memiliki kemampuan dan ilmu yang dapat diandalkan baik didapat dari instruktur atau media yang lain. “Oleh karma itu saya tekankan pada perwira sekalian sebagai lulusan kursus peperangan ranjau, gunakan waktu luang untuk meningkatkan pengetahuan yang telah didapat dan dimiliki, untuk mempersiapkan diri dalam mentransformasikan penugasan dimasa mendatang,” tegasnya. Dankodikopsla mengharapkan agar kursus yang telah diikuti akan membuka wawasan para perwira dalam meningkatkan tugas sebagai perwira peperangan ranjau nantinya.Marinir Tambah 17 TankSementara itu guna menambah Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) Korps Marinir akan segera memiliki 17 unit Tank BMP-3F buatan Rusia. Alat tempur ini memiliki keistimewaan di antaranya jarak tembak 20 kilometer, tank amfibi ini mampu berjalan di air dengan kecepatan 13 kilometer per jam atau sekitar 7 knot per jam. Sedangkan, kecepatan jalan darat hingga 70 kilometer per jam. Mampu berjalan di medan pegunungan mencapai 45 kilometer per jam, sambil mengeluarkan tembakan.Harga setiap unit diperkirakan mencapai Rp 23 miliar. Tank ini juga dilengkapi dengan senjata kaliber 100 milimeter canon, serta 38 butir amunisi yang mampu menembak ke udara dengan sasaran pesawat maupun helikopter. Selain itu juga dilengkapi dengan senjata 7,62 milimeter yang merupakan senjata mesin ringan..Selain itu, TNI Angkatan Laut juga mendapat hibah 10 unit tank amfibi dari Korea Selatan. Tak jenis Landing Vehicle Tank tipe 7A1 ini, akan memperkuat dukungan alat persenjata TNI Angkatan Laut. Kepala Penerangan TNI Angkatan Laut, Laksamana Madya Iskandar Sitompul mengatakan, selama ini jumlah tank di TNI Angkatan Laut mencapai 430 unit. Rata-rata berusia sekitar 20 tahun, 30 persen diantaranya berusia 30 tahun. Karena tergolong peralatan berumur, maka persenjataan tersebut mulai diperbarui. Tank hibah tersebut, kata Iskandar, menjalani perawatan sehingga memiliki tingkat efisiensi 90 persen. Jika diperhitungkan dengan luasan wilayah, idealnya jumlah persenjataan jauh dari kebutuhan ideal. "Tapi disesuaikan dengan keuangan negara, serta prioritas pembelajaannya," jelasnya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait