Kamis, 25 April 2024

[i]Produksi Gula Jatim[/i] KUALITAS RENDEMEN GULA DI JATIM CAPAI 7,19%

Diunggah pada : 30 Oktober 2009 14:41:33 27
thumb

Hingga periode awal Oktober, kualitas rendemen yang dihasilkan dari produksi gula atau hablur di Jatim masih mencapai 7,19%. Masih rendahnya kualitas rendemen yang dicapai padahal realisasi produksi sudah mencapai 68,21%, hal itu akibat masih tingginya curah hujan saat usia tebu memasuki usia masak matang, Kepala Bidang Tanaman Produksi Dinas Perkebunan Jatim, Ir Samsul Arifin di kanrtornya, Jumat (30/10) mengatakan, pada tahun 2009, musim penghujan masih turun hingga akhir Mei. Untuk mendapatkan kualitas rendemen yang tinggi, biasanya musim penghujan reda bersamaan dengan awal musim tanam tembakau. “Tembakau masuk musim tanam, tebu mulai panen,” katanya. Tahun 2009, Jatim menargetkan nilai rendemen hablur mencapai 8,29%. Angka tersebut dianggap realistis untuk menjadi target acuan, karena sampai saat ini pemprov masih konsisten melakukan program akselerasi gula yang meliputi, bongkar ratoon, rawat ratoon, pembangunan kebun bibit tebu serta usaha lainnya yang berbasis tebu. Tahun 2008 telah melakukan bongkar ratoon, rawat ratoon seluas 9.128 ha, Kebun Bibit Induk (KBI) 68 ha dan Kebun Bibit Daerah (KBD) 452 ha. Sampai saat ini, realisasi produksi gula yang dicapai adalah sebesar 844,847.94 ton dari yang ditargetkan sebesar 1,428,906.04 ton. Sedangkan angka produk tebu yang dicapai yakni 84.85 ton/ha dari yang ditargetkan 84.90 ton/ha. Untuk produktivitas gula angka yang dicapai sebesar 6.10 ton gula/ha dari yang ditergetkan sebesar 7.04 ton gula/ha. Adapun luas areal kebun tebu yang kini sudah dipanen mencapai 138,490 ha dari yang ditaksasikan seluas 202,904.01 ha. Dikatakannya, sistem pergulaan di Jatim difokuskan pada sistem produksi usaha tani tebu bersifat efisien dengan berbagai unsur pendukungnya baik sistem distribusi dengan berbagai pemasarannya. Kebijaksanaan ini muncul karena ada anggapan bahwa petani dirugikan oleh pabrik dalam hal penyediaan bahan baku tebu untuk pabrik gula. Permasalahan pokok sebenarnya pada land/man ratio. Di Indonesia termasuk yang terkecil di dunia, yakni kurang lebih 360 m2/capita, lahan pertanian tergarap Indonesia terlalu sempit dan tidak memadai untuk memproduksi kebutuhan pangan bagi bangsa Indonesia yang jumlahnya 220 juta. Di Jatim areal tanaman bahan baku tebu semakin menyempit karena shiftng ke areal industri dan perumahan, namun di Indonesia luas tanam tebu mengalami peningkatan dari 196 592 ha pada tahun 1930 menjadi 345 550 ha pada tahun 2004, artinya penurunan produksi gula terutama disebabkan oleh penurunan produktivitas.Tahun 2009, produksi gula di Jatim ditargetkan mencapai 1,5 juta ton. Angka tersebut naik dari realisasi produksi pada tahun 2008 yang sekitar 1,2 juta ton. Bila target tersebut benar-benar tercapai, maka kontribusi Jatim terhadap total produksi gula nasional akan mencapai 46 persen. Dengan sekitar 30 unit pabrik gula yang tersebar di wilayah Jatim, target tersebut tidak berlebihan. Luas arela tanam tebu di Jatim mencapai 205.900 hektare atau 104 persen dibanding luas areal di 2008. Dari angka target tersebut, PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X dan PTPN XI akan memberikan kontribusi sekitar 1,07 juta ton. Sedang sisanya dari perkebunan tebu lainnya. Jatim memberikan konstribusi sekitar 45 persen dari total kebutuhan gula nasional. Dari sekitar 200 ribu hektare total areal tebu di Jatim, 170 hektare atau kurang lebih 85 persen dikelola langsung oleh masyarakat, sedangkan 30 ribu hektare atau 15 persen yang dikelola oleh pabrik gula (PG). Hingga saat ini, budidaya tebu di Jatim juga telah melibatkan sedikitnya 60 ribu petani tebu.Hasil survei Sucofindo selama 2007 mengungkapkan, total konsumsi nasional per tahun sekitar 4,6 juta ton. Sekitar 3,1 juta-3,15 juta ton merupakan konsumsi langsung oleh masyarakat, sedangkan sisanya adalah konsumsi industri makanan dan minuman. Total konsumsi gula nasional rata-rata 15 kg per kapita per tahun. Tahun 2008, terjadi peningkatan areal seluas 3.766 ha, peningkatan rendemen -85 poin, produktivitas hablur/gula 0,08 ton/ha dan terjadi penurunan produksi tebu sebesar 1.410.069 ton dan produktivitas tebu 8 ton/ha. Dengan data tersebut, menunjukkan makin membaiknya kinerja pabrik gula sebagai mitra petani dan tercapainya target Jatim sebagai propinsi yang swasembada gula.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait