Jumat, 29 Maret 2024

ALOKASI DANA APBN DAN APBD JATIM BELUM PENUHI PDRB

Diunggah pada : 28 Oktober 2009 20:55:37 15
thumb

Alokasi dana untuk pembangunan Jatim yang diperoleh dari APBN dan APBD ternyata masih belum dapat memenuhi target Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jatim yang mencapai Rp 700 triliun. Dari total PDRB tersebut, alokasi dana dari APBN baru mencapai Rp 26 triliun dan APBD sekitar Rp 6,7 triliun.Wakil Gubernur Jatim, Drs H Saifullah Yusuf saat ditemui di Hotel Garden Palace Surabaya, Rabu (28/10) menjelaskan, besaran APBD Jatim masih mencapai 0,9 persen dari PDRB. Dengan total ARBN dan APBD yang besarnya sekitar Rp 50-55 triliun, maka prosentase terhadap PDRB belum mencapai 10 persen.Ia menuturkan, untuk dapat memenuhi target sesuai PDRB, tentunya diperlukan waktu dan upaya mencari alternatif agar kebutuhan dari PDRB dapat tercapai, minimal mendekati. “Tentunya, dengan bertambahnya upaya yang signifikan akan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi Jatim yang kini telah melebihi pertumbuhan ekonomi nasional,” ungkapnya.Pada 2009 ini, hingga Agustus diketahui besaran pertumbuhan ekonomi Jatim masih berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Selepas triwulan kedua, pertumbuhan Jatim mencapai 4,58 persen. Jika dibandingkan dengan pertumbuhan nasional yang saat ini masih mencapai 4,21 persen, Jatim masih unggul 0,37 persen.Pertumbuhan perekonomian Jatim sampai dengan triwulan III yang akan berakhir pada September merncapai 5,2%. Hal ini sangat didukung oleh perputaran nilai uang yang diduga mencapai US$ 750-800 juta per tahun.Data BPM Jatim mengungkapkan bahwa asumsi basis pertumbuhan yang disokong perputaran uang itu hanya berasal dari data perputaran uang yang terdeteksi, atau tidak termasuk data yang tak terdeteksi. “Jika yang tak terdeteksi dihitung juga, pasti angka pertumbuhan itu akan jauh lebih besar dari 5,2%,” katanya.Menurut Gus Ipul, sapaan Wagub Jatim, pihaknya mentargetkan agar Jatim dapat mengupayakan peningkatan pertumbuhan ekonomi bisa mencapai angka 6-6,2% untuk beberapa tahun mendatang. Sehingga dampaknya bagi angka pengangguran dan kemiskinan di Jatim yang kini sekitar 7 juta jiwa bisa berkurang drastis. ”Tahun ini saya masih optimistis pertumbuhan dapat melebihi 5,2 % dan bisa meningkat pada triwulan IV atau hingga akhir 2009. Ini sangat realistis,” tuturnya.Adapun kontribusi terbesar pertumbuhan ekonomi Jatim berasal dari sektor angkutan dan komunikasi mencapai 12,16 persen. Namun, angka itu lebih rendah daripada pencapaian nasional yang sumbangan sektor angkutan dan komunikasi juga terbesar yakni mencapai 16,7 persen.Sedangkan subsektor komunikasi memberi sumbangan terbesar ke sektor angkutan dan komunikasi sebanyak 24,68 persen atau lebih rendah dari pencapaian nasional di subsektor yang sama sebesar 30,9 persen.Selain itu, perkembangan ekspor impor yang mencatatkan pertumbuhan sedikit membaik, juga memberi kontribusi pada pencapaian pertumbuhan ekonomi Jatim saat ini. Sekarang, ekspor Jatim yang diukur dari ekspor antarprovinsi dan luar negeri tumbuh signifikan. Sementara itu ekspor antarprovinsi tumbuh sebesar 15,30 persen dan ekspor ke luar negeri mengalami kontraksi 4,73 persen.Pola yang sama dialami oleh impor, lanjut dia, tercatat seluruh kegiatan perdagangan luar negeri mengalami kontraksi sangat tajam. Dari pola itu tampak terjadi peningkatan sebesar 12,13 persen untuk impor antarprovinsi dan 10,16 persen untuk impor dari luar negeri.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait