Kamis, 25 April 2024

ROMBONGAN KLOTER 10 MENDARAT DARURAT DI DAMAM

Diunggah pada : 27 Oktober 2009 13:51:03 3
thumb

Pesawat Saudi Arabia Airlines yang mengangkut jamaah calon haji (JCH) kelompok terbang (kloter) 10 Embarkasi Surabaya terpaksa mendarat darurat di Damam, Arab Saudi, Senin (26/10). Pesawat seharusnya mendarat di Madinah. Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya, Najiyullah di Asrama Haji Embargasi Surabaya (AHES), Selasa (27/10) mengatakan, menurut keterangan resmi Saudi Arabia Airlines yang diterima Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, pendaratan darurat terpaksa dilakukan karena tingginya temperatur udara di Madinah. Akibatnya, kedatangan JCH molor 3,5 jam dari jadwal semula pukul 23.40 WIB. Kloter 10 ini terdiri dari JCH asal Bojonegoro, Kota Batu, dan Surabaya. Dalam pesawat kloter 10 itu ada 117 koli milik jamaah kloter 11 yang kedatangannya di Madinah juga molor. Sedangkan kloter 11 berasal dari Pasuruan dan Surabaya.Sementara itu, PPIH Embarkasi Surabaya menjanjikan calon haji asal Kota Pasuruan, Achmad Muhammad bin Moch. Bahri (20) yang tidak bisa berangkat bersama keluarganya karena kesalahan foto pada visa, bias berangkat Rabu (28/10) besok.Pihaknya saat ini tengah memperbaiki visa Ahmad di Kedutaan Besar Arab Saudi di Jakarta. “Setelah kemarin terjadi masalah, kami langsung bawa visa dan paspor Ahmad ke Jakarta untuk dilakukan koreksi,” ujarnya“Kami harapkan hari ini sudah selesai dan Ahmad sudah bisa berangkat besok harinya menggunakan kloter pada hari itu,” katanya. Namun, Najiyullah mengatakan bisa tidaknya keberangkatan itu juga tergantung ada tidaknya tempat di kloter yang terbang besok. Seperti dikabarkan, Ahmad semestinya berangkat menuju ke Tanah Suci Senin (26/10) pukul 14.00. Namun keberangkatannya terpaksa ditunda setelah foto yang tertempel di visanya ternyata tertukar dengan foto adiknya karena masih di bawah umur sehingga tak bisa berangkat. Achmad santri Ponpes Sidogiri Pasuruan ini berangkat bersama ayahnya, Muhammad Bachri (47) dan neneknya, Sakariyah binti Syukron (60). Dua orang itu berangkat, sementara Achmad ditinggal di asrama haji hingga pengoreksian visanya selesai. Kesalahan ini diketahui Achmad sendiri. Saat hendak naik bus yang mengantarkannya ke Bandara Juanda, seperti calon haji lainnya, ia menerima paspor. Ia sangat terkejut ketika mengecek foto visanya ternyata foto milik adiknya. Achmad dan adiknya bersama-sama mendaftar haji tahun 2007. Namun, pendaftaran sang adik ditolak karena belum cukup umur saat itu. Kesalahan foto paspor yang dialami Achmad diduga terjadi sejak di daerah, namun tak terdeteksi petugas, termasuk PPIH bagian dokumen. Najiyullah mengakui, mungkin kesalahan itu dilakukan petugas haji di daerah. “Yang penting sekarang jangan mencari siapa yang salah, tapi bagaimana solusinya,” ujar pria yang juga menjabat Kepala Bidang Haji, Umrah dan Waqaf Kanwil Depag Jatim ini. PPIH menyediakan kamar cadangan khusus buat Achmad dan konsumsi gratis.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait