Jumat, 19 April 2024

[i]Peringatan Hari Pahlawan[/i] SEBANYAK 300 SISWA AKAN IKUTI ZIARAH WISATA

Diunggah pada : 14 Oktober 2009 13:52:35 12
thumb

Peringatan Hari Pahlawan 10 Nopember yang jika terhitung mulai saat ini masih kurang sebulan lagi, namun gaung peringatannya akan mulai terasa seminggu lagi. Di antara peringatan yang lebih awal akan dilakukan, yakni berupa ziarah wisata. Ziarah wisata tersebut akan dilakukan, Senin 19 Oktober dari pukul 07.30 sampai 13.00 WIB. Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Jatim, Drs Indah Jati di kantornya, Rabu (14/10) mengatakan, ziarah wisata tersebut dilakukan di Surabaya dengan mengunjungi situs-situs peninggalan sejarah bukti perjuangan mempertahankan Kota Surabaya dari penjajah Belanda. Beberapa situs-situs tersebut, yakni Hotel Majapahit yang sebelumnya saat masa perjuangan bernama Hotel Yamato, Makam pahlawan Nasional Dr Soetomo, Makam Pahlawan Nasional Bung Tomo, SMA Komplek dan Monumen Tugu Pahlawan. Dikatakannya, pelaksanaan kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan sifat patriotisme siswa, serta untuk menambah pengetahuan betapa pentingnya arti sebuah sejarah. Dengan mengetahui lebih dekat cerita dan bukti sejarah perjuangan pahlawan di Surabaya, paling tidak akan memotivasi pelajar untuk makin berkarya betapa pentingnya mengisi kemerdekaan ini dengan sesuatu yang lebih bermanfaat. Dari total 285 dan 15 guru pendamping yang nantinya aikut dalam kegiatan tersebut, antara lain SLTPN 25, 39, SLTP Kemala Bhayangkari I, SLTP Among Siswo, SLTA Kemala Bhayangkari I, IPIM, Hang Tuah I, SLTAN 5, 2 dan SLTAN 9 yang kesemuanya di Surabaya. Saat meninjau setiap situs-situs sejarah, siswa natinya ditempat tersebut akan berdiskusi dan berdialog tentang sejarah dari peninggalan tersebut sesuai dengan kemampuan yang mereka ketahui. Dengan cara tersebut, siswa bukan hanya mengetahui teori yang selama ia pelajari di bangku sekolah namun juga tau secara langsung peninggalan tersebut. Bagi siswa yang bertugas menyampaikan makalah dan bercerita saat diskusi di situs sejarah, mereka nantinya juga akan mendapatkan pertanyaan dari teman sekolah lainnya. Bisa jadi jika makalah yang disampaikan informasinya berbeda dengan siswa dari sekolah lainnya, maka kemungkinan perdebatan itu akan terjadi. Apabila perdebatan tersebut terjadi, maka saat akhir kegiatan seorang sejarawan dan pelaku sejarah akan meluruskan cerita yang sebenarnya. Indah menambkan, sengaja dalam wisata ziarah tersebut Dinsos mengemas dengan kegiatan itu dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan argumentasi antar siswa berbeda lembaga pendidikan untuk meningkatkan kebernian mereka. Selain itu, pembelajaran pada siswa bahwa mereka harus siap berbeda. Namun dari keberbedaan tersebut mereka tetap harus bertanggung jawab. Sejarawan yang juga Dosen Universitas Negeri Surabaya, Prof DR Aminudin Kasdi mengatakan, melalui peringatan ini, mereka yang lahir sebagai generasi baru yang tidak mengalami masa kolonial dan pendudukan tentara Belanda atau Jepang pada gilirannya dapat mempengaruhi pandangan dan persepsinya tentang arti kepahlawanan sekaligus tentang Indonesia ke depan. Untuk itu, satu-satunya penghubung dengan masa lalu bangsanya adalah sejarah. Oleh karena itu, betapa pentingnya pengalaman yang diikuti dengan pemahaman yang berupa ingatan kolektif masa lalu tersebut diperoleh serta bagaimana memperolehnya secara benar dan utuh. Disamping itu, sejarah juga mesti dijadikan ‘cemeti’, pemicu sekaligus pemacu untuk melangkah ke tahap kehidupan yang lebih baik. Sejarah yang gelap, tidaklah perlu ditutupi, namun dijadikan pembelajaran dan hikmah yang sangat berarti agar tidak sampai berulang.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait