Selasa, 16 April 2024

BANYAKNYA JUMLAH PENGANGGURAN JUGA MENJADI PERSOALAN PTN

Diunggah pada : 12 Oktober 2009 14:04:18 28
thumb

Banyaknya lulusan perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN-PTS) membuat permasalahan tersendiri bagi suatu bangsa. Pasalnya, lulusan PTN-PTS yang ada di Indonesia mereka tidak dijamin untuk mendapat pekerjaan. Ini juga masih menjadi persoalan di berbagai PTN dan PTS.Rektor Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Prof DR Haris Supratno MPd, di Surabaya, Senin(12/10) mengatakan, pengangguran ini tidak terlepas dari perguruan tinggi dalam menerima mahasiswa baru (Maba). ''Kita ingin belajar dari perguruan tinggi di Malaysia yang memberlakukan sistem seimbang (balance) dalam penerimaan Maba di PTN-PTS,'' ujarnya. Seimbang ini, ujar Haris diberlakukan dalam rangka menyeimbangkan kebutuhan lapangan pekerjaan dengan jumlah Maba yang akan mendaftar pada PTN-PTS. ''Jika dalam satu tahun negara membutuhkan pegawai 5000, maka pada saat itu pula perguruan tinggi harus menerima Maba 5000. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya pengangguran,'' ujarnya. Ia menjelaskan, sebenarnya dalam mengatasi pengangguran di suatu negara, tidak semata-mata dipengaruhi oleh banyaknya lulusan, melainkan kualitas dari lulusan perguruan tinggi sangat dibutuhkan. ''Kita tidak ingin mencetak lulusan sarjana yang tidak berkualitas karena dapat berpengaruh terhadap bertambahnya pengangguan,'' tegasnya. Pegangguran ini, kata Haris merupakan suatu masalah sentral yang dihadapi oleh semua negara di dunia, baik negara maju, berkembang dan terbelakang sekalipun. Pengangguran ini dapat diatasi oleh perguruan tinggi, salah satunya dengan cara membatasi jumlah jurusan yang tidak laku atau laris di bursa kerja.''Perguruan tinggi ini harus dikurangi dan ditekan sedemikian rupa, karena jika terus dibuka maka jumlah sarjana yang lulus nanti tidak dapat bersaing dalam bursa kerja,'' tambahnya. Ia menuturkan, saat ini yang menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi PTN-PTS yang ada di Indonesia adalah bagaimana perguraan tinggi dapat mencetak lulusan yang memiliki kopetensi sesuai dengan bidang garapanya. ‘’Jika sarjana kuliah pada jurusan pendidikan, maka sebisa mungkin dicetak menjadi tenaga pendidik yang profesional bukan setengah-setengah,’’ ujarnya. Selain itu, ujar Haris untuk mengatasi pengangguran, diwajibkan bagi perguruan tinggi untuk memperketat penyeleksian dalam menerima Maba. ''Jika kita sungguh-sungguh menerapkannya maka tidak mustahil pengangguran dapat terselesaikan, minimal mengurangi,’’ yakinnya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait