Jumat, 19 April 2024

PWM GANDENG DINKES BENTUK COMMUNITY TB CARE

Diunggah pada : 11 Oktober 2009 22:00:04 13
thumb

Pimpinan wilayah Muhammadiyah (PWM) melalui Pimpinan Aisiyah (PWA) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Prov Jatim membentuk Community TB Care. Hal ini bertujuan untuk membangun komitmen antar semua pihak dalam penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Indonesia khususnya di Propinsi Jawa Timur.Ketua Sub-Resipient (SR) PWA Jatim dr Esty Martiana Rahmi saat Louncing dan Work Shop Sosialisasi Implementasi Program CTB-Care gfatm TB Raund 8 di kantor PWM Jatim sabtu (10/10) mengatakan, Tahun 2004, Aisyiyah menjadi sub-sub recipient (SSR) Depkes dalam menjalankan progran TB Directly Observed Treatment, Shorcourse Chemo Therapy (DOTS) di UPK Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (Round 1 phase 1). Tahun 2005 sampai sekarang, Aisyiyah menjadi Sub Recipient (SR) Depkes dalam menjalankan program TB DOTS di UPK Muhammadiyah dan Aisyiyah dan di komunitas (Round 1 phase 2 & Round 5 phase 1). Tahun 2009 Aisyiyah meningkat perannya menjadi Principle Recipient (PR) Program TB Round 8 GF ATM. Hal ini terkait degan kebijakan yang memberi ruang keterlibatan lembaga masyarakat sebagai PR. Aisyiyah menjadi lembaga masyarakat pertama di Indonesia yang dipercayakan sebagai PR dalam melaksanakan program TB berbasis komunitas dan UPK Swasta. Lounching ini bertujuan, meresmikan program TB Round 8 di Propinsi Jawa Timur kepada seluruh masyarakat, pemerintah, dan stakeholder lainnya. Memberikan pemahaman kepada stakeholder dan seluruh masyarakat mengenai program CTB-Care GFATM Round 8. Selain itu, untuk mensosialisasikan maksud dan peranan CTB-Care pada program TB Round 8 kepada seluruh masyarakat, pemerintah, dan stakeholder lainnya. ”Pihaknya perlu memulai membangun network dengan seluruh masyarakat, pemerintah dan stakeholder lainnya untuk menggalang dukungan dan kerjasama dalam implementasi program” Katanya.SR mendorong pemerintah untuk melibatkan masyarakat agar berperan aktif, termasuk UPK non pemerintah dalam upaya penanggulangan tuberkulosis. Diharapkannya, dengan keterlibatan masyarakat dan UPK non pemerintah akan terbangun jaringan yang kuat sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan meningkatkan angka kesembuhan pasien tuberkulosis.Diharapkan, dengan adanya Community TB Care seluruh lapisan masyarakat, pemerintah dan stakeholder lainnya akan mengetahui serta memahami pelaksanaan program CTB-Care GFATM Round 8 secara baik. Terbentuk kerjasama atau network yang saling menguntungkan dari semua pihak terkait. Terciptanya dukungan penuh dari semua pihak dalam menjamin tercapainya tujuan program yang telah ditetapkan.Koordinator Program Community TB Care Phonny Aditiawan SE mengatakan, program ini akan dijalankan di tiga tempat, yakni Ponorogo, tuban, dan laomongan. Hal ini dikerenakan untuk memudahkan sosialisasi SR Community TB Care. “Ketiga daerah tersebut sudah ada SSR yang akan memudahkan dalam sosialisasi,” katanya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait