Kamis, 25 April 2024

PJT I MINTA PROGRAM STOP CEMARI KALI SURABAYA DIREALISASIKAN BERSAMA

Diunggah pada : 14 September 2009 14:19:32 5
thumb

Launching program gerakan Stop Cemari Kali Surabaya (SCKS) telah dilakukan sejak Selasa (20/1) yang diresmikan oleh Pj Gubernur Jatim, Setia Purwaka SIp MM di kantor Perum Jasa Tirta (PJT) I Gunungsari. Namun pada implemantasinya kini masih belum ada upaya signifikan untuk pengembangan kegiatan konkret dari pihak yang turut menandatangani deklarasi SCKS. Untuk itu, PJT meminta agar SCKS dapat direalisasikan secara bersama-sama.Kepala Divisi Jasa Air Sumber Air IV PJT I, Ir Widyo Parwanto M Tech di kantornya, Senin (14/9) menjelaskan, pencanangan program memang telah dilakukan, tapi realisasi tindak lanjut masih kurang maksimal. Pasalnya, sejauh ini realisasi program hanya dijalankan oleh PJT dan untuk memaksimalkannya sangat membutukan bantuan dari seluruh pihak terkait.Adapun pihak yang turut mendeklarasikan SCKS, antara lain Pj Gubernur, Asisten II Pemprop Jatim, Kepala BLH Jatim, Pimpinan Harian Surya, Dirut PJT I, Kepala BLH Surabaya, Bupati Sidoarjo, dan Kades Kesamben Wetan sebagai perwakilan dari masyarakat. ”Jika semua pihak dapat melakukan secara bersama, tentunya pencemaran pada Kali Surabaya dapat tereduksi secara signifikan,” ungkapnya.Ia menuturkan, kualitas air Kali Surabaya yang digunakan sebagai sebagai bahan baku air minum warga Surabaya, telah melebihi baku mutu. Adapun sumber pencemarannya sekitar 60% berasal dari limbah domestik, yakni dari sanitasi masyarakat yang tingla di sepanjang Kali Surabaya, sampah, dan detergen. Selain itu, industri juga turut menyumbang 30% pencemaran air melalui pembuangan limbah cair ke sungai. Sedangkan 10% nya berasal dari limbah lainnya seperti dari pertanian dan peternakan.Menurutnya, sasaran SCKS lebih menekankan pada reduksi limbah domestik yang mendominasi pencemaran kali. Dari itu, pihaknya juga pernah membangun sarana sanitasi bagi masyarakat di bantaran Kali Surabaya, namun pemanfaatannya hingga kini masih belum maksimal. Untuk itu, dalam pembangunan IPAL ini, PJT akan lebih serius dalam melakukan kajian dari proses identifikasi masyarakat, agar pemanfaatan IPALnya nanti benar-benar maksimal.”Sejauh ini, kami terus berkoordinasi dengan BLH Jatim dan Dinas PU cipta Karya Jatim untuk melakukan identifikasi tersebut. Dari hasil kalkulasi, untuk membangun satu unit IPAL komunal domestik membutuhkan dana Rp 200 juta. Jadi pelaksanaannya tidak boleh main-main,” tegasnya.Untuk pemantauan IPAL, pihaknya sangat berharap dari wilayah yang akan dibangunkan IPAL, ada organisasi masyarakat yang bersedia melakukan pengolahan dan pemantauan secara berkala. Serta masyarakat sekitar IPAL yang biasanya langsung dialirkan ke sungai, agar mau membuat saluran pembuangan limbah rumah tangganya ke IPAL sebelum dibuang ke sungai.Selain itu, Badan Lingkungan Hidup Jatim juga telah membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal domestik secara cluster di dua tempat, yakni di Desa Bambe, Kecamatan Driyorejo dan Kelurahan Karah, Kecamatan Jambangan. Pembangunan IPAL tersebut merupakan upaya untuk meminimalisir pembuangan kotoran atau limbah domestik dari masyarakat di sepanjang kali yang biasanya cenderung langsung dibuang ke sungai.IPAL komunal domestik merupakan sarana berupa sumur atau tandon yang ditanam di tanah sejumlah sembilan bak. Untuk bak pertama berfungsi sebagai penampung awal air limbah rumah tangga. Setelah itu, disalurkan pada bak kedua dengan proses penjernihan hingga memasuki bak yang terakhir. Pada proses di IPAL tersebut, dapat diketahui perbedaan limbah rumah tangga yang belum dan telah diolah. Pada bak satu, air masih tampak keruh dan berwarna kelabu, namun air hasil olahan pada bak kesembilan lebih tampak jernih dan bening. Air pada bak kesembilan tersebut yang nantinya akan salurkan ke sungai.Dengan adanya IPAL yang dibangun secara cluster tersebut, limbah rumah tangga yang berpotensi mencemari kali bisa diolah secara mandiri oleh masyarakat, agar lebih ramah lingkungan. Di sepanjang Kali Surabaya, pada dasarnya membutuhkan sebanyak 74 unit IPAL yang peletakan pembangunannya berada di Kecamatan Wonokromo sebanyak 20 unit, Jambangan 24 unit, Karang Pilang 14 unit dan Kecamatan Driyorejo 16 unit.Pada 2009 ini, rencananya BLH akan membangun lagi dua unit IPAL dan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Jatim melalui dana APBN 2009 juga akan membangun 20 unit. Selain itu, PJT I juga akan terus berusaha membantu mensukseskan program SCKS dengan target membangun IPAL komunal domestik sebanyak 12 unit dengan dana mandiri dari PJT.”Yang terpenting saat ini yang perlu dilakukan adalah proses tindak lanjut melalui kerjasama secara berkesinambungan antar instasi, lembaga, dan masyarakat untuk dapat terus berupaya kembali memperbaiki baku mutu air agar sumber air bagi masyarakat Gresik, Sidoarjo, dan Surabaya ini agar lebih layak untuk dapat dikonsumsi,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait