Jumat, 19 April 2024

BBPOM SURABAYA TELITI BAHAYA KANTONG PLASTIK KRESEK

Diunggah pada : 7 September 2009 13:48:40 32
thumb

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Surabaya mengingatkan bahaya penggunaan 5 bahan kemasan makanan yang selama ini banyak digunakan oleh industri makanan yang ada. Kelima jenis kemasan makanan yang diteliti oleh BPOM pusat adalah kantong plastik kresek, styrofoam, plastic polivinil klorida (PVC), plastic polietilen (PE) dan polipropilen (PP).Kepala Bidang Sertifikasi Layanan konsumen (SERLIK) BBPOM Surabaya Dra Endang Windowati Apt, di kantornya Senin (7/9) mengatakan, meski belum cukup bukti bahaya bahan kemasan makanan tersebut, namun proses daur ulang yang menggunakan bahan kimia berbahaya serta prosesnya yang sulit dilacak bisa jadi menimbulkan bahaya pada tubuh.“Kami tidak tahu apakah plastik kresek yang kita gunakan untuk wadah makanan, ternyata sebelum didaur ulang merupakan bekas kotoran anjing, kotoran manusia, atau wadah limbah rumah sakit,” ujarnyaIa mengingatkan kepada masyarakat berhati-hati menggunakan plastik kresek daur ulang saat hendak digunakan sebagai wadah makanan. Kotoran yang terbawa pada saat proses daur ulang dan pencampuran bahan kimia bisa mengganggu kesehatan manusia.Pada styrofoam ada batas keamanan yang harus diperhatikan oleh masyarakat. Di antaranya bahwa bahan kemasan makanan jenis styrofoam tidak bisa digunakan pada makanan berlemak, berminyak, beralkohol atau panas. Sebab jika ada residu dalam bahan kemasan makanan tersebut maka dampaknya bisa terkontaminasi pada bahan makanan kita. Nilai residu masing-masing bahan kemasan makanan tersebut memang relative kecil hanya berkisar antara 10 hingga 29 ppm dari angka kandungan yang dilarang yakni 5000 ppm.Meski nilai residu bahan kemasan makanan tersebut relatif kecil, sebaiknya masyarakat tetap berhati-hati. Penelitian yang dilakukan pada hewan, residu bahan kemasan makanan jenis stryrofoam bisa mengakibatkan kanker. Beberapa negara Eropa memang tidak lagi merekomendasikan penggunaan stryrofoam untuk kemasan makanan. Namun alasan pelarangan tersebut bukan karena efek negatif pada tubuh manusia, tetapi lebih kepada alasan lingkungan. Sebab bahan kemasan makanan ini tidak bisa langsung hancur diurai bakteri.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait