Kamis, 18 April 2024

LEBARAN, BKKKS BAGIKAN BINGKISAN KE LANSIA

Diunggah pada : 6 September 2009 12:11:54 9
thumb

Menjelang Hari Raya Idul Fitri yang kurang beberapa hari lagi, Badan Kerjasama Kegiatan Kesejahteraan Sosial (BKKKS) Jawa Timur memberikan perhatian khusus dengan memberi bingkisan kepada para Lanjut usia (lansia), anak yatim, penyandang cacat, dan pemulung. Sekdaprov Jatim Dr H Rasiyo usai menghadiri acara pemberian bingkisan lebaran, di Gedung BKKKS Jatim, Sabtu (5/9) malam mengatakan, acara ini merupakan bentuk kepedulian sosial Pemprov Jatim. Pemerintah berupaya secara bersungguh-sungguh untuk memberi pehatian terhadap penanganan sosial.”BKKKS yang dikomandani pak Tjuk (Kepala BKKKS Jatim ) ini sangat bagus, sangat membantu kepada anak-anak yatim, anak berkebutuhan khusus (penyandang cacat, red), lansia, tukang becak, pemulung, dan penjaga palang pintu perlintasan kereta api,” ujarnya.Maka, untuk ke depan pemerintah melalui birokrasi terkait melakukan upaya-upaya yang dapat mendekatkan diri dengan mereka. Sebab, dalam hal ini merupakan tanggung jawab bersama. ”Hal-hal seperti ini memang tanggung jawab. Bentuk sarana inilah yang kita bangun untuk komunikasi. Mereka kita sapa, kita dekati. Dengan cara itu mereka bisa nyaman,”tegasnya.Dalam kaitannya pemberdayaan masyarakat bawah, pemerintah harus memberikan hak masyarakat seperti halnya pendidikan dan kesehatan. Dalam hal ini, pemprov mencangkan pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakat miskin. Prioritas inilah yang harus segera ditangani secara serius untuk mensejahterahkannya.Sama halnya untuk kepentingan peningkatan taraf hidup bagi masyarakat bawah, pemprov melakukan kebijakan-kebijakan dengan membantu perbaikan rumah kumuh dan rumah tidak layak huni. Menurut mantan kepala Dinas Pendidikan Jatim ini, hingga saat ini rumah kumuh di Jatim terdapat 20.000 rumah, dan pada 2010 diasumsikan terdapat 30.000-45.000 rumah kumuh.Kepala BKKKS Jatim Dr H Tjuk Kasturi Sukiadi menuturkan, bingkisan tersebut diberikan kepada 750 orang. Di manaanak yatim diberi tas dan seperangkat alat sekolah, dan sembako tukang becak, penjaga palang pintu kereta api. Acara ini dengan mengundang beberapa panti asuhan di Surabaya secara bergilir setiap tahunnya.Badan yang dipimpinnya ini berkejasama dengan yayasan-yayasan sosial dan birokrasi terkait untuk mengatasi permasalahan sosial yang bertujuan mensejahterakan Anak Jalanan (Anjal), anak yatim, pencandang cacat, pemulung, dan lansia.”Pokoknya semua masalah sosial kami perhatikan, Kami berusaha membuatt pengkoordinasiaan yang bergerak dibidangnya masing-masing untuk menanganinya,”terangnya.Untuk kegiatan harian, pihaknya berkerjasama dengan beberapa yayasan seperti halnya Yayasan Penyandang Anak Cacat (YPAC) dan Yayasan Penyandang Anak Buta (YPAB). ”Kami kan urusan koordinasinya, dan urusan harian bukan tugas kami. Ada kegiatan mereka kita bantu,”terangnya.Upaya ini untuk membantu pemerintah khusunya pemerintah daerah seperti halnya para lansia yang tidak terurus oleh keluarganya atau tidak ada yang peduli. Maka, badan ini berkerja sama dengan yayasan berusaha menjadikan kehidupannya lebih baik dan ada yang memperdulikannya.Langkah itu sudah berjalan dengan menyediakan 25 pendamping yang direkrut dari komunitas sosial untuk melayani 50 lansia yang ada di tempat penampungan (panti) di daerah Tenggilis, Surabaya. Pedamping-pedamping tersebut setiap dua hari sekali mengujungi panti untuk melihat kebersihan dan membawakan makanan sehat. Begitu juga halnya, jika terdapat penghuni panti tersebut ada yang jatuh sakit, maka pendamping ini akan membawa ke pukesmas. ”Kami menyediakan 25 pendamping untuk 50 lansia, diaman 2 hari sekali mengecek kebersihan dan membawa makanan sehat. Jika ada yang sakit ya kita bawa ke pukesmas,”ungkapnya.Selain itu, orang-orang yang sudah tua ini diberi keterampilan dengan menghadirkan pelatih dari Malang untuk berlatih menjahit, membuat bordil, membuat tas. ”Kita latih menjahit, membuat bordil, dan membuat tas,” paparnya.Dengan pembekalan keterampilan yang telah diberikan, mereka (lansia) pulang ke daerahnya masing-masing untuk membuat kelompok kerja untuk berbisnis. Di daerahnya mereka mengembangkan bakatnya sesauai keterampilan yang diberikan selama di panti.Mengingat menjelang lebaran yang mengakibatkan banyak pesanan mukenah dan pakaian lainnya, otomatis mereka kembali diberi pekerjaan untuk menyelesaikan semua pesanan tersebut.Tjuk mengungkapkan, sebelumnya badan yang dikomandaninya ini pernah bekerjasama Departemen Sosial (Depsos) untuk menangani kehidupan anjal dengan menyediakan rumah singgah untuk ditampung. Namun, program ini tidak dapat mengurangi anak-anak yang hidup di jalanan. Pasalnya, pada prinsipya mereka lebih menyenangi mencari uanag daripada ditampung oleh pemerintah.”Motivasinya tidak ingin ditampung, tapi ingin punya uang. Jadi kalau bekerja di luar untuk cari duit. Kan asumsi kita, anak itu kita dekati, kita fasilitasi agar mau bersekolah lagi. Tapi nyatanya tidak, meski pengarahan sudah diberikan,”ungkapnya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait