Kamis, 25 April 2024

KEMARAU, STOK PANGAN DI BOJONEGORO, LAMONGAN DAN TUBAN TERCUKUPI

Diunggah pada : 2 September 2009 12:28:31 18
thumb

Meski sudah mesuk musim kemarau, ketersediaan pangan di Kabupaten Bojonegoro, Lamongan dan Tuban masih tercukupi. Malahan stok pangan tersebut dipastikan aman hingga 13 bulan ke depan. Persedian pangan di gudang Bulog Subdivre III Bojonegoro mencapai 71 ribu ton setara beras atau 44 ribu ton beras dan 40 ribu ton gabah. ”Itu (persedian) untuk tiga kabupaten yang meliputi Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan,” kata Kasi Pelayanan Publik Bulog Subdivre III Bojonegoro, Imron dikonfirmasi, Rabu (2/9). Untuk Kabupaten Bojonegoro, stok pangan yang tersedia sebanyak 38 ribu ton setara beras atau 27 ribu ton beras dan 17.400 ton gabah. Kabupaten Tuban, persedian pangan mencapai 7.900 ton beras dan 14.250 ton gabah atau 17 ribu ton setara beras. Di Kabupaten Lamongan, stok pangan yang tersedia sebanyak 9.000 ton beras dan 8.600 gabah atau 14.600 setara beras. ”Meskipun kemarau, bulan puasa, lebaran Idul Fitri, dan tahun baru nanti, dipastikan persedian pangan di tiga kabupaten selama September 2010 mendatang masih aman,” ujar Imron. Karena itu, Bulog mengimbau agar masyarakat tidak mencemaskan tentang persedian pangan baik di Kabupaten Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan. Sebab stok pangan masih melimpah ruah. ”Karena kelebihan, sebagian kita kirim ke daerah lain yang kekurangan pangan,” tuturnya. Sementara itu, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Bojonegoro, Suhirman mengatakan, setiap tahun Kabupaten Bojonegoro mengalami surplus rata-rata 305.435 ton. Untuk komoditi beras, kata dia, setiap tahunnya memanen sekitar 6.600 ton denga luas areal tanam 110.000 hektare. Sementara untuk komoditi kedelai, atau kacang-kacangan bisa panen setiap bulan.Sedangkan sentra pangan di Bojonegoro ini tersebar di 13 kecamatan terutama daerah sekitar Bengawan Solo. Keanekaragaman pangan di daerah ini antara lain, beras, jagung, kedelei, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar, daging, telur, susu dan gula.Menurutnya, tiap tahun di Bojonegoro surplus terjadi pada komoditi beras, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang ijo, ubi kayu, dan ubi jalar. “Sementara untuk daging, telur, susu dan gula belum pernah terjadi surplus,” ujarnya. Karena selalu terjadi surplus, kata Suhirman, Bojonegoro tahun lalu mendapatkan penghargaan berupa daerah sentra pangan dan penghasil pangan terbaik, karena mampu mencapai surplus hingga 18%.[b]Kekeringan[/b]Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pengairan Provinsi Jatim juga memastikan hingga awal Agustus 2009 belum terjadi kekeringan di Jatim akibat musim kemarau. Hanya saja terancam kekeringan seluas 5.352 hektare di lima kabupaten Jatim, yakni Tulungagung (821 ha), Nganjuk (439 ha), Kab Mojokerto (488 ha), Sidoarjo (1.069 ha) dan Kab Madiun (2.535 ha)."Tetapi ancaman kekeringan itu tidak pernah terjadi, karena telah diatasi dengan pompa air sehingga berhasil panen dan tidak mengalami puso," kata Kadis PU Pengairan Jatim Mostofa Chamal Basya di kantornya.Menurut Mustofa, selain lima daerah yang terancam kekeringan, ada juga delapan daerah yang rawan kekeringan. Yakni, Ngawi, Bojonegoro, Tuban, Gresik, Lamongan, Trenggalek, Kediri dan Pamekasan. Hasil monitoring pada awal Agustus 2009, 90 persen tanaman pada musim kemarau (MK) I sudah panen dan 10 persen sisanya tanaman sudah tua (jelang panen). Sehingga, sampai dengan MK I tidak ada tanaman yang gagal panen akibat kekeringan.Untuk diketahui, luas lahan yang beririgasi di Jatim 907.374 ha dan 244.646 ha non irigasi. Perkiraan kekeringan pada lahan beririgasi 42.159 ha dan 532 ha lahan non irigasi (tadah hujan). Peningkatan produksi beras nasional 2009, Jatim ditarget 10.800.000 ton gabah kering giling (GKG) dan sampai dengan kemarau II (Juli-Agustus 2009) tercapai 10.839.308 ton GKG. Artinya, masih ada kelebihan 39.308 ton GKG. "Kami yakin target hingga akhir 2009, 11.400.000 ton GKG bisa tercapai," katanya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait