Sabtu, 20 April 2024

PEMPROV DORONG TIGA KABUPATEN PANTAI JADI PUSAT PELABUHAN

Diunggah pada : 2 September 2009 12:25:32 9
thumb

Pemprov Jatim akan mendorong tiga kabupaten pantai sebagai pusat pelabuhan untuk mendukung perekonomian provinsi ini. Ketiga daerah tersebut adalah Kabupaten Gresik, Lamongan dan Tuban, karena wilayahnya sangat strategis bagi pelabuhan ekspor impor. Menurut Gubernur Jatim Soekarwo, selama ini pelabuhan ekspor impor di Jatim hanya bertumpu di Tanjung Perak Surabaya. Karena besarnya lalu lintas bongkar muat, membuat masa tunggu untuk melakukan bongkar muat menjadi cukup lama. “Kami dapat informasi bahwa masa tunggu untuk bongkar muat di Tanjung Perak sudah sampai empat hari. Ini sangat tidak efektif bagi pengusaha, karena membuat biaya tinggi,” jelas Soekarwo di ruang kerjanya, Selasa (1/9). Ia menambahkan, wilayah pendukung Surabaya selama ini bertumpu pada Sidoarjo sebagai metropolisnya Surabaya. Tetapi saat ini sudah waktunya untuk mengembangkan daerah pantai, yakni Gresik, Lamongan dan Tuban. “Ketiga daerah tersebut memiliki area untuk dikembangkan menjadi wilayah pelabuhan, karena lokasinya memang cukup strategis untuk pelayaran,” tuturnya. Untuk mengembangkan perekonomian, lanjutnya, ada tiga konsentrasi yang dilakukan oleh Jatim, yakni pembangunan insfrastruktur jalan, infrastuktur pelabuhan dan power plan atau ketersediaan listrik. “Perekonomian Jatim akan berkembang dengan cepat jika memiliki infrastruktur jalan bagus, pelabuhan ramai dan ketersediaan listrik yang cukup,” paparnya. Saat ini di Lamongan sudah dikembangkan pelabuhan yang dikenal dengan Lamongan Integrated Shorebase (LIS). Proyek ini sangat strategis untuk lalu lintas bongkat muat produk ekspor impor, khususnya migas. Sebab Jatim diketahui memiliki kandungan migas terbesar ketiga di Indonesia, sehingga beberapa perusahaan migas multinasional seperti Caltex, Santos, dan Exxon menanamkan dana miliaran rupiah untuk eksplorasi ladang migas di wilayah Jatim.Lamongan Integrated Shorebase juga menyediakan fasilitas pelabuhan dan pergudangan yang menjadi kebutuhan vital perusahaan migas untuk mendukung aktivitasnya di lapangan. Pembangunan proyek LIS diperkirakan menarik investasi sekitar USD 50 juta, dan menempati lahan seluas 100 hektare. Gubernur menambahkan, area pelabuhan di Gresik yang cocok untuk pengembangan pelabuhan ekspor impor di antaranya di wilayah Greisk bagian utara. Sedangkan transportasi darat melalui sekitar wilayah Kecamatan Sidayu. Di sisi lain, Soekarwo menyatakan di wilayah utara Gresik dikembangkan menjadi pelabuhan, akan sangat mendukung industri dan pertanian di wilayah tersebut. Apalagi di wilayah tersebut juga dibangun Bendungan Sembayat untuk menetralisir air laut, sehingga akan mendukung irigasi sekaligus meningkatkan produksi hingga 1 juta ton gabah kering giling, dan 25 ribu ton ikan air tawar/tahun. Bahkan di wilayah tersebut akan dikembangkan seluas 10 ribu hektare untuk kegiatan industri agrobisnis khusus pangsa ekspor. “Jika nanti Gresik, Lamongan dan Tuban sudah memiliki pelabuhan besar, tidak lagi menjadi daerah penyanggah Surabaya, tetapi sudah merupakan wilayah ekonomi baru di Jatim. Bahkan Gresik saya sebut sebagai batangan emas,” ungkapnya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait