Kamis, 28 Maret 2024

[i]Pembangunan Jalan Raya Gresik-Surabaya[/i] H– 3 LEBARAN, AKTIVITAS PERBAIKAN SEMENTARA DIHENTIKAN

Diunggah pada : 31 Agustus 2009 13:26:11 20
thumb

Proyek perbaikan Jalan Raya Gresik-Surabaya yang kini sedang berlangsung, H-3 menjelang lebaran pengerjaannya akan diberhentikan. Pemberhentian pekerjaan tersebut untuk menjaga kelancaran lalulintas arus mudik dan balik pada lebaran Indul Fitri 1430 H. Pimpinan Proyek Peningkatan Jalan Raya Surabaya-Gresik Satuan Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pembangunan Jalan dan Jembatan Metropolitan Surabaya Departemen Pekerjaan Umum Bina Marga, Ir Sutoyo di kantornya, Senin (31/8) mengatakan, saat ini, aktivitas proyek fisik sedang mengerjakan pembangunan badan jalan untuk persiapan pelebaran jalan. Pembangunan badan jalan tersebut berada di dekat Terimal Osowilangun, yakni ruas Kalianak. Dikatakannya, Jalan Raya Gresik-Surabaya saat ini mayoritas sudah lebar. Beberapa ruas yang kini belum dilakukan pelebaran hal itu dikarenakan lahan yang diperuntukkan untuk pelebaran jalan masih belum terbebaskan. Terhadap belum bebasnya lahan tersebut, Panitia pembebasan tanah (P2T) Pemkot Surabaya dan Pemprov Jatim belum berinisiatif melakukan konsinyasi.P2T Pemkot Surabaya dan Pemprop Jatim, sebelumnya telah melakukan pembayaran dana ganti rugi tanah dan bangunan yang dilintasi proyek. Total dana yang dibayarkan mencapai Rp 14,4 miliar. Dana tersebut merupakan sebagian dari total kebutuhan pembebasan lahan yang mencapai Rp 43.910.000.000 dan ganti rugi bangunan Rp 33.600.000.000. Dana yang terbayarkan tersebut, nantinya akan memenuhi kebutuhan lahan sekitar 15% dari total kebutuhan lahan. Luas total lahan yang dibutuhkan pada proyek tersebut 64.890 m², hingga kini lahan yang sudah terbebaskan sekitar 8.707,45 m² dan sisa lahan yang belum terbebaskan 55.782,55 m². Lahan yang sudah terbebaskan tersebut berupa tambak yang nilai pembebasannya sekitar Rp 5,550.231.366.Dikatakannya, lahan-lahan yang terbebaskan tersebut termasuk paket proyek tahap II. Sebenarnya, pada tahap tersebut proyek pelebaran jalan dan jembatan ditargetkan sudah selesai pada akhir tahun ini. ”Namun karena lambatnya pembebasan lahan serta dana yang tersedia sangat minim, penyelesaian proyek akhirnya molor,” katanya. Tahun ini, alokasi dana yang dipenuhi pemerintah pusat untuk proyek tersebut senilai Rp 54 miliar. Dana tersebut lebih kecil dari permohonan yang mencapai Rp 70 miliar. Adanya pemotongan anggaran tersebut karena menyesuaikan dengan progres pembebasan lahan, serta penghematan anggaran belanja.Karena proyek terlihat akan molor, kemungkinan berbagai revisi baik terkait fisik jalan jembatan, serta kebutuhan pendanaan kemungkinan juga akan terjadi. Sebelumnya, pemerintah hanya menargetkan proyek akan selesai pada tahap II. Namun kenyataannya molor, maka pada tahap III pemerintah nantinya juga akan melebarkan Jembatan Branjangan pada ruas tersebut yang kini juga banyak dikeluhkan pengemudi karena adanya penyempitan. Dalam pembebasan lahan, P2T lebih mendahulukan warga yang bersedia dan menerima ketentuan harga jual yang ditetapkan oleh pemerintah melalui peniaian Tim Appricial. P2T tidak mau berpolemik dengan warga yang tidak mau menerima tawaran dan ketentuan harga dari pemerintah. Jika harus menuruti protes tersebut dan menunggu kesepakatan semua warga, pembebasan lahan akan terkatung-katung.Mengacu Nilai Jual Objek Pajak (NJOP), harga lahan di sepanjang jalan yang dilintasi proyek tersebut berkisar Rp 400.000-600.000 per meter persegi. Namun setelah pemerintah melakukan musyawarah dengan warga pemilik lahan dan mengacu penilaian Tim Appricial, akhirnya harga jual tanah disetujui dan ditetapkan berkisar Rp 750.000-800.000/m².Hingga saat ini, progres fisik pembangunan jalan tersebut sudah lebih dari 60%. Dengan progres itu, pelaksana proyek tetap yakin proyek akan selesai hingga tahun 2010 dengan catatan pembebasan lahan lancar dan tidak menghadapi kendala yang rumit.Jalan Raya Gresik-Surabaya merupakan jalan nasional kota dan sangat penting bagi peningkatan ekonomi kedua kota tersebut. Ruas jalan tersebut berada di kawasan pergudangan dan areal industri yang menghubungkan dua pelabuhan besar, yakni Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya dan Pelabuhan Gresik. Mobilitas jumlah kendaraan yang melintasi juga sudah sangat padat. Karena banyakya peristiwa kecelakaan dan merenggut banyak korban jiwa di sepanjang jalan tersebut, sebagian masyarakat menyebutnya sebagai jalan maut.Panjang jalan tersebut 11,590 km dengan lebar rata-rata 7 m dengan 2 lajur. Rencananya, jalan tersebut diperlebar menjadi 4 lajur atau 2x (2 x 3,5 m) dengan median jalan 2 m dan bahu jalan diperkeras 2m. Kebutuhan lahan dalam pelebaran jalan itu seluas 6 ha.Sebelumnya, pembangunan jalan tersebut direncanakan dilakukan dua tahap, yakni tahap I tahun 2006-2008 dan tahap II tahun 2008-2010. Untuk tahap I, pemerintah telah memenuhi kebutuhan anggaran Rp 57.585.757.000. karena pada tahap II proyek terlihat molor, maka pada tahun 2010 kembali pemerintah menambah tahap III.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait