Jumat, 29 Maret 2024

BREAK WATER PELABUHAN MAYANGAN DITINGGIKAN SATU METER

Diunggah pada : 26 Agustus 2009 13:47:45 43
thumb

Pembangunan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan yang terletak di Kota Probolinggo masih terus dilakukan. Saat ini, tengah dilakukan peninggian break water (pemecah ombak) setinggi satu meter. Sebelumnya, break water telah dibangun setinggi tiga meter, sehingga kini dengan ditinggikan menjadi empat meter, diharapkan mampu mengurangi sedimentasi pada kolam labuh.Kasi Operasional Pelabuhan Bidang Perikanan Tangkap Dinas Perikanan dan Kelautan (Disperikla) Jatim, Djoko Rijanto di kantornya, Rabu (26/8) menjelaskan, peninggian ini telah dilakukan sejak akhir Juli. Rencananya, peninggian sepanjang 245 meter ini dilakukan selama empat setengah bulan atau tepatnya hingga pertengahan Desember.Ia menuturkan, idealnya tinggi break water yakni empat setengah meter. Namun, dengan tinggi sekitar empat meter saja, pada dasarnya masih kurang. Untuk itu, upaya peninggian hingga empat setengah meter akan terus diupayakan. Adapun dana yang dikeluarkan untuk proses peninggian ini mencapai Rp 1,1 miliar yang didapatkan dari dana APBN.Rencananya, untuk breakwater depan juga akan ditinggikan hingga enam meter dan kedalaman dari permukaan air laut mencapai tujuh sampai delapan meter. Ia memperkirakan peninggian break water depan akan dapat dilakukan pada Desember mendatang dengan kisaran dana mencapai Rp 1,3 miliar.Untuk dana realisasi untuk pembangunan PPP Mayangan, hingga kini masih kurang sekitar Rp 30 miliar. Dana yang dibutuhkan untuk pembangunan Mayangan pada dasarnya mencapai Rp 173,5 miliar namun realisasi dana yang telah ada sampai dengan awal 2009 sebanyak Rp 143,5 miliar.Kekurangan dana tersebut, diperkirakan untuk penyelesaian pengerukan kolam labuh. Menurutnya, pengerukan ini dilakukan karena sedimentasi di kolam labuh cukup besar. Untuk sumber dana, pihaknya juga telah mengajukan melalui dana APBN dan APBD Propinsi. Saat ini, dana untuk melakukan pengerukan didapatkan dari APBN sebesar Rp 16 miliar dan pengerukan telah dilangsungkan sejak Mei lalu. Untuk target pengoperasian pelabuhan rencananya akan dilakukan setelah pengerukan kolam labuh selesai dilakukan, minimal 60% dari seluruh total kolam labuh.Ia menuturkan, kolam labuh yang telah dikeruk, yakni seluas 285.000 m3 dari luas kolam yang mencapai 483.000 m3. Adapun dengan proses pengerukan, diharapkan kolam labuh nantinya dapat digunakan untuk bersandarnya kapal besar yang berukuran hingga 30 GT. Dengan begitu, pelabuhan sudah dapat dioperasikan untuk kapal-kapal nelayan.Namun, untuk kapal-kapal besar di atas 100 GT, nantinya masih belum dapat bersandar, karena pengerukan kolam labuh belum dapat dilakukan secara keseluruhan. ”Jika dipaksakan bersandar, karena beban kapal yang cukup besar, takutnya nanti jadi kandas. Untuk itu, jika dana tambahan telah ada, nanti 40% kolam yang belum dikeruk akan segera dikeruk untuk dapat digunakan sebagai sandaran kapal besar,” tuturnya.Proses pengerukan akan dilakukan dengan menggunakan kapal keruk dengan sistem dumping area, yakni meindahkan sedimen yang mengendap dikolam labuh untuk disedot dan disalurkan dengan pipa panjang. Sedimen tersebut, nantinya akan dialihkan di sisi barat pelabuhan dan yang nantinya juga akan dilakukan pengurukan untuk dijadikan lahan industri.Kasi Eksploitasi dan Teknologi Bidang Perikanan Tangkap Disperikla Jatim, Asmuri menambahkan, hingga 2008, realisasi dana yang telah digunakan, didapatkan dari SPL OECF INP-22 sebesar Rp 3,40 miliar (2,49%), APBN sebesar Rp 55,89 miliar (40,94%), APBD Propinsi Jatim Rp 67 miliar (49,08%), dan APBD Kota Probolinggo sebesar Rp 10,21 miliar (7,48%).Seperti diketahui, proyek yang dibangun sejak 2003 ini, nantinya akan mampu menjadi sandaran kapal besar hingga 100 GT. Untuk sistem sandaran kapal, pelabuhan ini menggunakan dermaga sistem Sheetpile sepanjang 527 m, dermaga landing beach system sepanjang 525 m, dan dermaga pier system sepanjang 126 m.Untuk areal industri perikanan rakyat dibangun seluas 0,43 ha dan areal industri perikanan seluas 3,4 Ha. Sedangkan rencana perluasan areal industri telah disediakan lahan seluas 5,75 Ha, SPDN (BBM-solar) berkapasitas 36 kl dan tendon air 70 m3. Selain itu, akan dibangun juga fasilitas bengkel, galangan kapal, tempat pelelangan ikan, dan laboratorium.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait