Jumat, 19 April 2024

JATIM TETAP MENJADI PENSUPLAI KEDELAI TERBESAR

Diunggah pada : 23 Juli 2009 13:09:00 14
thumb

Kontribusi Jatim terhadap kebutuhan kedelai nasional, hingga pertengahan 2009 masih menjadi terbesar dibandingkan 33 provinsi lain. Tahun 2009 produksi kedelai di Jatim ditargetkan mencapai 320 ton dengan produktivitas 12,76 kuintal/ha dari areal pengembangan seluas 250.866 ha. Setelah Jatim, Provinsi Jawa Tengah merupakan urutan kedua yang produksi kedelai terbesar dengan rencana produksi 158.893 ton dengan produktivitas 15,01 kuintal/ha dari areal pengambangan seluas 105.888 ha. Sedangkan urutan ketiga yakni Provinsi Bali dengan rencana produksi 111.970 ton dengan produktivitas 12,02 kuintal/ha dari areal pengembangan 93,127 ha. Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian Jatim, Ir Nur Falaki di kantornya, Kamis (23/7) mengatakan, dari besarnya produksi kedelai tersebut, pada tahun 2007 Banyuwangi merupakan kabupaten yang capaian produksinya terbesar, yakni 40,517 ton, Kabupaten Pasuruan 33,514 ton dan Sampang 28,250 ton. Dikatakannya, untuk mendorong peningkatan produksi kedelai, pada tahun 2008 secara nasional pemerintah telah melaksanakan Program dan Aksi Peningkatan Produksi Kedelai Nasional Tahun 2008 dengan sasaran produksi 1.064.000 ton dengan luas tanam 800.000 ha, luas panen 760.000 ha dan produktivitas rata-rata 14,00 ku/ha.Sasaran produksi kedelai tahun 2008 akan dicapai melalui strategi, yaitu peningkatan produktivitas, perluasan areal tanam, pengamanan produksi dan penguatan kelembagaan dan dukungan pembiayaan. Program dan kegiatan yang akan dilaksanakan antara lain sekolah lapang ptt kedelai seluas 200.000 ha di 70 kabupaten dan 20 provinsi, kemitraan kedelai seluas 100.000 ha di 71 kabupaten dan 19 provinsi, perluasan areal tanam kedelai seluas 160.000 ha pada 206 kabupaten di 30 provinsi.Meski menjadi produsen kedelai terbesar, namun berdasarkan data Distan Jatim, produksi kedelai tiap tahun terus terjadi tren penurunan. Bila pada tahun 2001 produksinya sebesar 349.188 ton, pada tahun 2002 sebesar 300.184 ton, maka pada tahun 2007 lalu hanya sekitar 252.027 ton. Sedangkan data produksi kedelai nasional, meliputi tahun 1999 sebesar 1.369.156 ton, 2000 sebesar 1.046.138 ton, 2001 sebesar 826.932 ton, 2002 sebesar 673.056 ton, 2003 sebesar 725.777 ton, 2004 sebesar 723.483 ton, 2005 sebesar 808.054 ton, 2006 sebesar 780.880 ton, dan 2007 sebesar 592.381 ton. "Tiap tahun kontribusi produksi kedelai Jatim terhadap nasional rata-rata 42,54%," imbuhnya. Target pengembangan itu, lanjutnya, akan tercapai dengan asumsi semua faktor pendukung berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Faktor tersebut antara lain, iklim mendukung, adanya dukungan pemerintah daerah, harga membaik, tata niaga dan bea masuk berjalan efektif, serta gangguan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan kehilangan hasil dapat ditekan semiminimal mungkin. Secara nasional, angka tetap produksi kedelai tahun 2008 sebesar 775,71 ribu ton biji kering, jumlah tersebut naik 30,91% dibanding produksi tahun 2007 yang hanya sebesar 592,5 ribu ton.Sementara angka ramalan II produksi kedelai tahun 2009 diperkirakan sebesar 924,51 ribu ton, terjadi peningkatan sebesar 148,80 ribu ton (19,18%) dibanding produksi tahun 2008. Kenaikan produksi tahun 2009 diperkirakan terjadi karena naiknya luas panen seluas 110,44 ribu hektar (18,68%) dan produktivitas sebesar 0,05 kuintal/hektar.Pola panen kedelai tahun 2009 diperkirakan akan lebih mendekati pola panen tahun 2008 dibandingkan tahun 2007. Pada periode Januari-April tahun 2008 dan tahun 2009, luas panen kedelai tertinggi terjadi pada bulan Februari, sedangkan tahun 2007 terjadi pada bulan Maret.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait