Kamis, 25 April 2024

TRIWULAN PERTAMA 2009, PENDUDUK MISKIN JATIM TURUN

Diunggah pada : 7 Juli 2009 13:41:52 27
thumb

Triwulan pertama 2009 jumlah penduduk miskin Jatim atau dibawah garis kemiskinan turun 628,69 ribu jiwa. Menurut data BPS Jatim pada triwulan pertama 2008 jumlah penduduk miskin Jatim 6,651 juta jiwa atau 18,51% dari penduduk Jatim tetapi pada Maret 2009 jumlah penduduk miskin turun menjadi 6,02 juta jiwa atau 16,68% dari penduduk Jatim. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim Irlan Indrocahyo di kantornya,Selasa (7/7) mengatakan, turunnya penduduk miskin Jatim tersebut merupakan hasil kerja keras dan upaya baik pemerintah pusat dan daerah dalam menyikapi krisis ekonomi global yang saat ini sedang melanda negara-negara di dunia. Kerja keras pemerintah untuk menurunkan kemiskinan mulai Maret 2008-Maret 2009 adalah dengan dijalankan PNPM mandiri dan kredit usaha rakyat (KUR)/klaster 2 dan 3. Program-program tersebut menjadi bantalan untuk menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja termasuk menampung jumlah PHK dari perusahaan-perusahaan yang dikarenakan krisis global. Di samping itu program-program pemerintah yang cukup siknifikan, yakni BLT, Jamkesmas, BOS dan raskin sangat berperan besar dalam upaya membantu penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan data BPS Jatim jumlah prosentase penduduk miskin Jatim pereode 2001-2006 mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada pereode 2001-2004 jumlah penduduk miskin turun relative siknifikan dari 7,26 juta jiwa pada 2001 atau 20,73% turun menjadi 6,98 juta pada 2004 atau 19,10%. Tetapi pada 2005-2006 jumlah penduduk miskin naik cukup dratis, yakni 7,14 juta orang atau 19,95% pada 2005 dan 7,68 juta orang atau 21,09% pada 2006. Tetapi dengan adanya upaya-upaya penanganan Pemerintah Jatim dalam penanggulangan kemiskinan dan pengangguran maka jumlah penduduk miskin terus merangkak turun 18,51% pada 2007 dan terus turun sekitar 16,68% pada 2008. Dikatakan Irlan, selama pereode Maret 2008-Maret 2009 jumlah penduduk miskin di perkotaan berkurang 162,12 ribu dan jumlah penduduk miskin di pedesaan juga berkurang 466,57 ribu orang. Pada Maret 2008 jumlah penduduk miskin di pedesaan 65,26% tetapi pada triwulan pertama 2009 turun menjadi 64,32% dari penduduk miskin Jatim. Menurut dia, perubahan garis kemiskinan (GK) Jatim mulai Maret 2007-Maret 2009 besar kecilnya dipengaruhi oleh garis kemiskinan, karena penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan dibawah garis kemiskinan. Selama satu tahun mulai Maret 2008-Maret 2009 garis kemiskinan naik 11,36%, yakni dari Rp 169.112 per kapita per bulan pada 2008 naik menjadi Rp 188.317 per kapita per bulan pada Maret 2009. Garis kemiskinan terdiri dari GK makanan Rp 138.442 dan GK non makanan Rp 49.874. Besarnya pengeluaran penduduk tidak lepas dari pengaruh harga komoditi (makanan non makanan) pada periode pencacahan. Berdasarkan data inflasi Maret 2008-Maret 2009 (Point to point) mencapai 7,71 poin. Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan prosentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus memperkecil jumlah penduduk miskin, kebijakan kemiskinan juga sekaligus harus bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Pada 2008-2009 indeks kedalaman kemiskinan (P1) dan indeks keparahan kemiskinan (P2) menunjukan kecenderungan menurun. Indeks kedalaman kemiskinan turun dari 3,38 pada Maret 2008 menjadi 2,88 pada Maret 2009. Demikian pula indeks keparahan kemiskinan turun dari 0,93 menjadi 0,76 pada pereode yang sama. Menurunnya nilai kedua indeks tersebut mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran pendududk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit. Nilap P1 dan P2 di daerah pedesaan jauh lebih tinggi dari pada di perkotaan. Pada Maret 2009 nilai indeks P1 untuk perkotaan 2,18 sementara di pedesaan mencapai 3,54%. Sedangkan P2 untuk perkotaan 0,60 sementara di pedesaan sudah mencapai 0,91. Hal ini dapat disimpulkan tingkat kemiskinan di daerah pedesaan lebih parah dari pada di perkotaan.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait