Sabtu, 20 April 2024

TAHUN 2010, DEMOGRAFI TFR JATIM DIPREDIKSI 1,64 PERSEN

Diunggah pada : 3 Juli 2009 11:46:48 32
thumb

Tahun 2010 demografi Total Fertility Rate (TFR) atau jumlah bayi yang dilahirkan pada usia subur di Jatim menjadi 1,64 persen. Angka ini turun 1,71 persen dari tahun 2000. Pernyataan ini disampaikan Prof Sri Moertingsih Adioetomo SE MA Phd, Pakar Demografi dan Kependudukan Universitas Indonesia (UI) dikonfirmasi di Surabaya, Jumat (3/7). Sri menjelaskan, turunnya angka demografi ini disebabkan karena baberapa faktor salah satunya adalah keberhasilan program Keluarga Berencana (KB) oleh badan KB yang tersebar di beberapa kabupaten/kota. ‘’Jika program KB berhasil, maka indikatornya adalah jumlah kelahiran bayi tiap tahunnya dapat terkontrol,’’ ujarnya. Banyak keuntungan yang diperoleh masyarakat Jatim ketika demografi TFR yang telah ditetapkan oleh pemerintah turun yaitu masyarakat Jatim akan terhindar dari masalah ekonomi dan sosial. Untuk masalah ekonomi, demografi TFR akan memberikan banyak peluang bagi masyarakat. “Jika pertumubuhan penduduknya tidak tinggi, maka peluang untuk mencari pekerjaan akan mudah,” tambahnya. Sedangkan, masalah sosial akan terpecahkan dengan jalan, masyarakat (dalam hal ini kaum perempuan, red) mereka memiliki kesempatan atau peluang bekerja lebih tinggi daripada saat demografi TFR sedang tinggi atau naik. “Jika jumlah anak sedikit, kemungkinan perempuan untuk memasuki pasar jauh lebih besar,” tambahnya.Sri melanjutkan, kedepan dengan penurunan demografi TFR dapat memberikan peluang yang baik bagi masyarakat Jatim dalam meningkatkan kualitas hidupnya. ‘’Kita berharap dari tahun-ketahun demografi TFR Jatim menurun, sehingga babybom yang selama ini kita kuatirkan tidak terjadi,’’ harapnya.Ditemui di tempat terpisah, Kepala Humas Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jatim, Yuni mengatakan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur bertekad agar hasil pembangunan menunjukkan pengaruh yang berarti pada kesejahteraan masyarakat. Tentunya, TFR dan Laju Pertumbuhan Penduduk (LPP) ke depan harus diturunkan, hingga LPP Jatim kembali pada posisi 0,7 persen seperti yang pernah dicapai 2000. “Minimal LPP Jatim sudah berada di angka 1 persen pada 2009, atau lebih rendah dari 1 persen pada 2010,” katanya.Untuk mencapai sasaran itu, BKKBN Prov Jatim menyiapkan lima strategi, yakni menggerakkan dan membudayakan masyarakat mengikuti program KB, melakukan penataan pada peningkatan program KB, memperluas SDM operasional, meningkatkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga serta meningkatkan pembinaan program KB. Strategi ini digunakan sebagai upaya untuk menekan pertumbuhan penduduk di Jatim.Kelima strategi ini dijalankan BKKBN sebagai sarana dalam menyukseskan program KB di Jatim terlebih secara nasional. Dalam menekan laju pertumbuhan penduduk di Jatim dapat dilakukan dengan bekerjasama dengan semua elemen masyarakat, baik dari pegawai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau swasta dan masyarakat. Untuk PNS dan swasta, BKKBN sudah melakukan kerjasama atau MoU dengan instansi terkait di antaranya, TNI, IBI (Ikatan Bidan Indonesia), Depag, Brimob, KORPRI, PKBI, Muslimat dan Aisyiah. Sedangkan di masyarakat, BKKBN telah berkoordinasi dengan beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta (PTN-PTS) di Jatim dalam menyosialisasikan dan menyukseskan program KB. Program KB dapat berhasil di Jatim dan Indonesia. Tentunya, peran semua elemen masyarakat sangat diperlukan dalam hal ini.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait