Kamis, 25 April 2024

AGRIBISNIS TERPADU MAMPU TINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Diunggah pada : 2 Juli 2009 4:04:05 12
thumb

Penelitian pengembangan Agribisnis Terpadu Berbasis Kawasan (ATBK) yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Jatim di Desa Kurung, Kecamatan Kejayan, Kab Pasuruan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pasalnya, melalui riset tersebut, masyarakat tidak hanya diajarkan cara bertani, namun juga proses mengembangkan hasil pertanian dengan rekayasa teknologi.Kepala Balitbang Jatim, Drs Chusnul Arifin Damuri MM MSi saat meninjau lokasi ATBK, Rabu (1/7) menjelaskan, dari hasil pantauan di lapangan ia sangat optimis pada riset ATBK ini dapat berhasil meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat.Ia menuturkan, sejauh ini partisipasi masyarakat cukup baik, sehingga riset di Desa Kurung ini pasti dapat berjalan dengan lancar. Selain itu pola pikir masyarakat yang terbuka terhadap perubahan yang lebih baik juga menjadi faktor pendukung. Untuk itu, melalui riset ini, tingkat kesejahteraan masyarakat dapat lebih meningkat.Menurutnya, melalui riset ini, kebijakan pemerintah daerah yang tepat untuk pembangunan ATBK dapat tercapai dan diyakininya mampu meningkatkan PAD Kabupaten Pasuruan. Sehingga, nantinya jika hasil riset benar-benar berhasil dikembangkan di Pasuruan, rencananya juga akan dijadikan model percontohan dan dapat dikembangkan di wilayah lain di Jatim.Selain itu, hasil akhir kajian ATBK ini diupayakan dapat menjadi bahan yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setempat secara langsung dan juga akan menjadi referensi yang menentukan bagi kebijakan pemerintah daerah untuk pengembangan selanjutnya. Selian itu, ATBK nantinya juga dapat digunakan oleh investor dengan perhitungan kerjasama yang seadil-adilnya secara langsung olehh petani sebagai subyek bisnis dengan perantara yang dikelola oleh pemerintah. Kepala Desa Kurung, Mulyono menjelaskan, pada dasarnya potensi tanah untuk pertanian cukup baik. Namun, kendala yang kerap terjadi di Dewsa Kurung adalah factor pengairan irigasi tidak lagi dapat dilakukan atau sudah mati, sehingga untuk area pertanian menjadi kurang.Untuk itu, melalui penelitian ATBK ini, sektor pertanian desanya dapat kembali dikembangkan. Pasalanya, kini telah banyak dibuat sumur-sumur bor yang dapat mengalirkan air tanah tanpa menggunakan pompa air, karena kedalaman pengeboran dilakukan mencapai kedalaman 120-180 meter.Menurutnya, dengan adanya sumber air yang banyak memproduksi air tersebut, nantinya diharapkan benar-benar dapat meningkatkan semangat untuk dapat mengembangkan potensi warga dalam bidang pertanian, perikanan dan peternakan di Desa Kurung.Ketua Tim Pelaksana Penelitian dari Universitas Brawijaya, Dr Agus Suryanto menuturkan, penelitian ATBK di Pasuruan ini masih memasuki tahun pertama sejak dirancang pada 2008. Untuk pengembangan riset pada 2009, saat ini penelitian yang dilakukan telah memasuki tahap transformasi teknologi pada petani. Sehingga, para petrani diajarkan secara langsung bagaimana cara menanam jagung manis, padi, cabai, perikanan, dan peternakan.Dari sektor pertanian, banyak masyarakat yang belum tahu kalau tanaman cabai dan jagung manis dapat dikembangkan di tanah Desa Kurung. Namun, buktinya setelah diujicobakan, hasilnya pun cukup maksimal dan masyarakat banyak yang tertarik untuk mulai mengembangakan.Selain itu, untuk sektor perikanan, rencananya akan dikembangkan perikanan khusus untuk ikan nila dengan sistem sawah tambak. Saat ini sawah tambak telah disiapkan dan proses budidayanya akan segera dilakukan. Sedangkan untuk pengembangan peternakan akan dimaksimalkan pada potensi di lahan kering dengan pengembangbiakan sapi jawa, sapi peranakan limosin, kambing peranakan etawa, dan ayam.“Sejauh ini, para petani telah banyak yang bisa menerima transformasi teknologi yang telah kami sampaikan dengan baik dan cukup bisa diterima masyarakat setempat,” ungkapnya.Pada pengembangan penelitian ATBK pada tahun-tahun berikutnya, diharapkannya dapat dikembang pada sektor agrowisata. Pasalnya, dengan banyaknya riset pertanian, perikanan, dan peternakan, tentunya untuk dirahkan menjadi agrowisata juga cukup potensial.Sehingga, para pengunjung yang datang ke kawasan ATBK ini dapat berwisata sambil menikmati hasil agribisnis, seperti memancing dan langsung dapat memakan hasil tangkapan di lokasi, memanen jagung manis dan langsung dapat mengkonsumsinya.Ketua Dewan Pakar Jatim, Daniel Rosyid mengungkapkan, untuk riset ATBK ini, secara teknis rekayasa teknologinya telah berjalan dengan baik dan cukup masimal. Namun, menurutnya untuk hal kelembagaan juga perlu dibentuk, karena kapasitas petani masih kurang untuk menjadi subyek bisnis.Sehingga, Balitbang selaku leading sektor penelitian, hendaknya dapat mengambil kebijakan dalam penataan kelembagaannya agar lebih teratur. Misalnya, dalam hal organisasi, perencanaan, koordinasi, dan pembiayaan juga perlu diinteghrasikan pula lewat penguatan kelembagaan.“Jika penguatan kelembagaan dapat dilakukan dengan baik dan dapat bersinergi dengan teknlogi yang memadai, ia pun yakin melalui riset ini nantinya akan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan,” pungkasnya.

Berita Terkait

Tidak ada berita terkait